kicknews.today – Hiruk pikuk kemeriahan eforia dan apresiasi yang diberikan penonton untuk pertunjukan bertajuk Para Perempuan, berlangsung lebih lama dari jalannya pertunjukan itu sendiri. Gelar pentas teater yang disuguhkaan oleh Bengkel Aktor Mataram itu, berlangsung sekitar 30 menit. Namun tepuk tangan penonton, photo bareng aktor dan seluruh crew bersama penonton, salam-salaman, apresiasi dan sorak sorai penonton dan aktor serta crew di atas panggung pertunjukan, berlangsung lebih dari satu jam lamanya, usai pertunjukan berakhir.
Gelar pertunjukan seni yang diselenggarakan di gedung teater tertutup Taman Budaya NTB itu terbilang sangat sukses. Penampilan para aktor mampu memukau penonton, alur cerita dan materi pesan dalam setiap narasi dan akting yang dibawakan tersampaikan dengan baik. Pengaturan latar tertata sangat artistik, bahkan musik penghantar yang disajikan sangat mampu membawa suasana yang tampaknya memang ingin dihadirkan oleh penyaji.
Pertunjukan Para Perempuan yang disutradarai Kongso Sukoco, Jumat 18 November 2022 itu berjalan sukses.
Kongso sendiri selaku komandan dalam pertunjukan itu tampak puas saat ditemui diakhir pertunjukan. Ia sempat menjelaskan bahwa pertunjukan ini dihadirkannya untuk memberikan penyampaian tentang gambaran situasi yang dihadapi sebagian pekerja buruh migran wanita Indonesia yang bekerja di luar negeri.
“Banyak hal yang kita tidak tahu tentang buruh migran itu. Ada panggilan-panggilan (untuk buruh migran) yang membuat kita semakin samar tentang (kondisi mereka), misalnya pahlawan devisa dan sebagainya, itu mestinya sudah harus disertai dengan pemahaman tentang kehidupan mereka itu sebenarnya seperti apa,” ungkap Kongso Sukoco yang ditemui usai turun dari panggung pertunjukan.
Seniman senior itu menyebutkan bahwa banyak kisah yang sempat dikumpulkannya dari berbagai sumber. Tentang kehidupan buruh migran di luar negeri, sebelum materi ini dipilih untuk menjadi isi dari pertunjukan yang disuguhkannya ini.
“Untuk bisa dinilai sukses oleh keluarganya, mereka ini harus melakukan banyak hal. Juga karena mereka adalah tumpuan harapan, tulang punggung keluarga. umumnya mereka berangkat dari kemiskinan” sambung pria yang kerap disapa Pak De Kongso ini.
Pak De menegasakn melalui pertunjukan ini, Ia ingin mengajak semua pihak terutama pemerintah agar lebih aktif mendampingi keluarga dari para buruh migran. Agar memberikan edukasi yang sesuai sehingga para buruh migran tidak harus menghalalkan segala cara untuk memenuhi harapan dari keluarganya di kampung halaman. (hl)