kicknews.today – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nusa Tenggara Barat (NTB) menemukan 60 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak netral pada moment pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Terkait temuan Bawaslu tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi, mengatakan pihaknya akan mendalami kasus laporan tersebut.
Miq Gite sapaan akrabnya menyatakan akan segera mengecek informasi tersebut, beserta dengan data-data yang menunjukkan ketidaknetralan ASN. Menurutnya, siapapun tidak bisa asal menuduh ASN melanggar netralitas jika belum ada bukti akurat. Perlu adanya data dan bukti yang menunjukkan bahwa ASN tersebut benar-benar terlibat dalam memenangkan salah satu pasangan calon (Paslon).
”Nanti kita akan cek informasinya. Ini kan harus ada bukti-bukti juga. Coba nanti kita dalami dulu,” ujar Miq Gite, Kamis (03/10).
Pihaknya akan melakukan pembuktian terhadap laporan ketidaknetralan ASN tersebut. Jika ditemukan ASN hadir saat kampanye Paslon, hal tersebut belum bisa menjadi bukti.
”Jika kita temukan ASN hadir dalam kampanye kan belum tentu mereka mendukung. Bisa jadi mereka sedang memantau dan mendengarkan kampanye para Paslon kepala daerah,” ujarnya.
Misalnya, lanjut Miq Gite, ada ASN dari Bakesbangpoldagri hadir dalam sebuah kampanye yang merupakan bentuk tugas untuk mencermati bagaimana prosesi kampanye Paslon.
”Begitu juga dengan ASN di bidang kepegawaian. Jadi kami akan dalami case by case,” katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB kerap kali mengingatkan para ASN untuk tetap menjaga netralitas sebagai ASN di Pilkada ini.
”Pak Pj (Penjabat) Gubernur kan selalu mengingatkan untuk kawal proses Pilkada serentak baik di provinsi sampai kabupaten/kota. Dan harus tetapenjaga netralitas ASN,” terangnya.
Disampaikannya juga bahwa, Pemprov NTB juga intens berkolaborasi dan berkoordinasi dengan Bawaslu untuk menjaga netralitas ASN. Selain itu, pihaknya juga menyoroti penggunaan sosial media para ASN. Mengingat sosial media sebagai salah satu wadah kampanye yang paling masif. Oleh karenanya ASN harus menghindari segala bentuk postingan yang mengarah kepada salah satu Paslon.
”Kami selalu sampaikan pada ASN, bijaklah ber-medsos. Jari jemarimu sekarang adalah penjaramu,” tutupnya. (gii)