Pemdes dan warga Sembalun bersatu tolak pengerukan bukit

Lokasi pengerukan bukit di Sembalun Lombok Timur. foto:Ist

kicknews.today – Aktivitas pengerukan bukit kembali terjadi di Lombok Timur Kali ini di lereng Bukit Pergasingan, Kecamatan Sembalun. Tepatnya, diperbatasan antara Desa Sembalun Lawang dengan Desa Sembalun Timba Gading. Tindakan tersebut menuai protes keras dari masyarakat dan direspons tegas oleh Pemerintah Desa serta Kecamatan Sembalun.

 

Mengingat sebelumnya hal yang sama pernah terjadi di wilayah Desa Sembalun Bumbung dan menuai protes. Sebab, aktivitas itu diduga tanpa izin dan berpotensi merusak lingkungan serta mengancam lahan pertanian warga sekitar. Kini tindakan tersebut menjadi fokus perhatian pemerintah setempat dan organisasi masyarakat.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Sembalun Lawang, Burhanuddin SH, menyatakan pihaknya telah mengambil langkah awal berupa investigasi dan klarifikasi perizinan atas kegiatan pengerukan tersebut, sembari berkoordinasi dengan pihak atasan, termasuk Dinas PUPR Bidang Tata Ruang.

”Kami investigasi apa dasarnya melaksanakan pengerukan ini, apakah pengerukan di ke bukit-bukit ini boleh dikeruk atau tidak, itu yang sedang kami koordinasikan sama PUPR,” tegas Burhanuddin.

Ia juga menyoroti dampak serius dari kegiatan ini, terutama karena kondisi tanah yang labil dan resiko longsor di saat musim penghujan. Hal tersebut tentu membahayakan masyarakat yang rumahnya ada di bawah bukit, terutama yang memiliki lahan persawahan. Permasalahan ini mencuat setelah sejumlah perwakilan petani mendatangi kantor desa, mengeluhkan dampak pengerukan bukit terhadap sawah dan lahan pertanian mereka. 

Burhanuddin menambahkan bahwa apabila ada perizinannya, namun masyarakat keberatan. Hal itu jadi atensi Pemdes setempat, dan pihaknya akan meminta kepada pemerintah daerah atau pusat untuk mengkaji ulang perizinan tersebut. 

”Adapun lahan yang terdampak diperkirakan mencapai 4 hektar, itu sekitar 20 orang pemilik lahan pertanian aktif. Kalau tidak ada penanganan lebih lanjut dari pemerintah, terus terang kami khawatir akan ada aktivitas pengerukan kembali seperti yang dilakukan saat ini. Maka apa yang kami pertanyakan dan keluhkan ini tidak ada artinya,” tambahnya, mengutip kekhawatiran warga.

Kendati demikian, Pemdes sempat mengecek langsung kelokasi penambangan dan sempat meminta penghentian sementara kegiatan pengerukan bukit tersebut. Pihak penanggung jawab lokasi pengerukan menyanggupinya, namun tidak diindahkan. Aktivitas pengerukan kembali berlanjut keesokan harinya.

”Kita diajak maen kucing-kucingan oleh penanggung jawabnya. Pemdes dan pihak Kecamatan Sembalun bersama masyarakat akan mengambil tindakan tegas, yang dikhawatirkan oleh warga setempat apabila ini tidak dihentikan, maka ini sangat berdampak terhadap ekologi dan kearifan lokal yang dipertahankan oleh nenek moyang masyarakat Sembalun, bahkan berdampak sosial juga,” tambahnya.

Ia memastikan Pemerintah Kecamatan dan Desa selalu bersama masyarakat dan akan mengawal kasus ini hingga ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur, termasuk rencana untuk melakukan hearing di tingkat kabupaten. Pihak desa juga akan berupaya meminta pertanggungjawaban ganti rugi terhadap lahan warga yang terdampak.

Selain ancaman kegagalan panen, pengerukan juga menimbulkan dampak pada infrastruktur dan lingkungan seperti gangguan lalu lintas karena adanya aktivitas alat berat yang kerap melewati jalan utama, kerusakan lahan bahkan adanya banjir atau tanah longsor. (cit)

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI