Pemda Lombok Utara gelar workshop tata ruang dan pembangunan minim risiko bencana

Wabup Lombok Utara saat acara Workshop Tata Ruang dan Pembangunan. (kicknews.today/Ist)

kicknews.today – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menggelar Workshop Kebijakan Tata Ruang dan Konsep Pembangunan Minim Risiko Bencana di Aula Bupati, Minggu (11/08/2025).

 

Manager Area Lombok Yayasan Sheep Indonesia, Fauzi Yulia Rahman, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan desk review terhadap berbagai dokumen kebijakan kawasan. Langkah ini bertujuan memperkuat integrasi Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam perencanaan pembangunan dan tata ruang di KLU.

 

“Kajian ini bertujuan menilai tingkat koherensi antara API dan PRB dalam perencanaan lintas sektor, serta mengidentifikasi kesenjangan kebijakan yang perlu diperbaiki,” ungkap Fauzi.

 

Ia menambahkan, hasil kajian ini akan didiseminasikan kepada para pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam kebijakan tata ruang terkait isu iklim dan bencana. Selain itu, forum ini diharapkan melahirkan rekomendasi kebijakan berbasis bukti untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis lanskap.

 

Wakil Bupati Lombok Utara Kusmalahadi Syamsuri menegaskan, tata ruang yang adaptif menjadi kunci masa depan Lombok Utara. Menurutnya, perubahan iklim bukan lagi sekadar wacana global, melainkan kenyataan yang sudah dirasakan masyarakat.

 

“Perubahan iklim ini memiliki hubungan erat dengan risiko bencana, khususnya bencana hidrometeorologis seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, badai, dan gelombang pasang,” jelasnya.

 

Ia mencontohkan, abrasi yang terjadi di sepanjang pesisir Lombok Utara telah mengubah garis pantai dan menjadi salah satu dampak nyata dari perubahan iklim. Karena itu, kebijakan tata ruang harus diarahkan untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana.

 

Bang Kus, sapaannya, menekankan pentingnya komitmen dan kolaborasi antar pihak, agar kebijakan yang dihasilkan tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam setiap pembangunan di KLU.

 

“Kita tidak sedang meminjam oksigen dari pendahulu kita, tetapi dari penerus kita nanti. Karena itu, pembangunan berbasis mitigasi bencana adalah investasi untuk masa depan,” tegasnya.

 

Ia berharap, workshop ini menghasilkan rumusan strategis yang dapat segera diterapkan dalam kebijakan daerah.

 

”Semoga forum ini menjadi langkah nyata menuju Lombok Utara yang tahan iklim, aman dari risiko bencana, dan tetap lestari lingkungan hidupnya,” tutupnya. (gii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI