Pekan seni budaya Lombok Utara: Merawat tradisi di era digital

Baliho Pekan Seni Budaya Lombok Utara. (Foto kicknews.today/Ist)

kicknews.today – Pekan Seni Budaya Lombok Utara resmi digelar di Lapangan Umum Tioq Tata Tunaq (Lapangan Tanjung), menampilkan kekayaan budaya daerah dalam rangka menjaga warisan tradisi di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

 

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sanggar Seni Sukma Rahayu ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan RI melalui Dana Indonesia, sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya di era digital.

 

Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, dalam sambutannya menekankan pentingnya mempertahankan identitas budaya lokal di tengah gempuran globalisasi dan kemajuan teknologi. 

 

Ia mengingatkan generasi muda agar tetap berpegang pada nilai-nilai adat dan tradisi, meskipun dunia semakin modern.

 

”Saya yakin dan percaya bahwa adat serta budaya Lombok Utara sangat beragam dan kaya. Sebagai generasi penerus, kita harus memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan tradisi nenek moyang tetap terjaga dengan baik, meskipun teknologi terus berkembang,” ujar Djohan.

 

Kegiatan ini dirancang sebagai ajang untuk menanamkan rasa cinta terhadap adat dan budaya daerah, sekaligus membangkitkan kesadaran masyarakat, terutama anak muda, agar tetap melestarikan warisan leluhur mereka.

 

”Saya mengapresiasi Sanggar Seni Sukma Rahayu yang telah menyelenggarakan acara ini. Pekan Seni Budaya Lombok Utara bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga media edukasi dan pelestarian budaya kita,” tambahnya.

 

Ketua Panitia Pekan Seni Budaya Lombok Utara, Sukmarani Hima Dila, S.Pd, menjelaskan bahwa kegiatan ini berlangsung selama tujuh hari, dari 10 hingga 16 Februari 2025.

 

Acara ini menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya, diskusi, serta pelatihan yang melibatkan masyarakat luas, khususnya generasi muda.

 

”Kami ingin menjadikan Pekan Seni Budaya ini sebagai wadah untuk melestarikan sekaligus mempromosikan budaya lokal melalui berbagai kegiatan seni, budaya, dan diskusi,” ungkap Sukmarani.

 

Beberapa kegiatan unggulan yang telah dan akan digelar dalam acara ini meliputi:

 

• Lomba Gasing Bulet Suku Sasak (5 Januari – 1 Februari), yang diikuti 21 klub se-Kabupaten Lombok Utara. Punggawa Muda dari Desa Tegal Maja keluar sebagai juara pertama.

 

• Pertunjukan seni beladiri Peresean, berlangsung selama tiga hari, menampilkan pertarungan tradisional yang sarat makna filosofi.

 

• Festival Kuliner, yang melibatkan UMKM untuk mempromosikan makanan khas Lombok Utara.

 

• Workshop Batik, dengan 100 pelajar SMA/SMK se-Kabupaten Lombok Utara sebagai peserta, bertujuan mengenalkan dan melestarikan seni batik lokal.

 

• Pentas seni tari tradisional dan musik Sasak, menampilkan kreasi seni dari berbagai daerah di NTB.

 

• Diskusi budaya, menghadirkan 100 pemuda milenial dan Gen-Z untuk membahas tantangan serta peluang pelestarian budaya di era digital.

 

Pekan Seni Budaya Lombok Utara tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga momentum penting dalam menjaga identitas lokal.

 

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya, serta menarik perhatian wisatawan untuk lebih mengenal kekayaan seni dan adat istiadat Lombok Utara.

 

”Kami ingin budaya lokal tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. Semoga kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan yang terus berkembang,” pungkas Sukmarani.

 

Dengan berbagai kegiatan menarik yang diselenggarakan, Pekan Seni Budaya Lombok Utara 2025 menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, meskipun teknologi terus berkembang pesat. (gii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI