Corona akan ‘Ulang Tahun’ di Indonesia dan Saran Untuk Dunia Pariwisata dan Industri Kreatif

kicknews.today – Tanpa terasa pandemi COVID-19 akan merayakan hari ulang tahun pertamanya di Indonesia sejak pemerintah mengumumkan temuan kasus positif pertama pada tanggal Maret 2020.

Dalam jangka waktu satu tahun terakhir ini, pandemi COVID-19 membawa dampak bagi banyak sektor di Indonesia. Tak terkecuali industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang menjadi salah satu yang paling terpukul imbas pandemi.

Tidak ada lagi kemeriahan penyelenggaraan pertunjukan musik yang mengundang banyak penonton atau nikmatnya menyaksikan langsung film yang sudah dinantikan kehadirannya di gedung bioskop tanpa harus ada rasa khawatir satu sama lain termasuk mungkin orang sudah melupakan membuat list wisata tahunan.

Semua hal yang umum dilakukan sebelum pandemi kini harus dinikmati dengan cara berbeda atau dengan adaptasi baru akibat adanya COVID-19.

Bagi mereka yang bekerja di industri pariwisata dan industri kreatif, tentu saja pandemi ini sangat memberatkan. Tidak sedikit yang terpaksa harus merelakan mata pencahariannya karena tidak adanya kegiatan yang bisa dilakukan saat pandemi.

Misalnya saja, survei dari Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi) pada pertengahan tahun 2020 lalu dengan melibatkan 139 pekerja di industri kreatif, mulai dari pekerja film, seni pertunjukan, pertunjukan musik, fotografi, hingga desain komunikasi visual, diketahui bahwa banyak pekerja industri kreatif yang tidak bisa bekerja dari rumah dan terpaksa harus mengalami pembatalan kontrak kerja.

Hampir 50 persen responden menyatakan kehilangan potensi pendapatan berkisar Rp5 – 60 juta sepanjang Maret hingga Juli, dan memaksa 41,6 persen responden untuk menguras tabungan pribadi mereka untuk bertahan hidup di masa pandemi.

Belum lagi pekerja industri kreatif yang terdampak adalah mereka yang berada di usia produktif berdasarkan data tahun 2016 yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yaitu 26,31 persen dari total pekerja kreatif di Indonesia berusia 25 – 34 tahun.

di bidang pariwisata, bisnis hotel sudah berada di titik nadir. Bahkan hotel-hotel yang tak mampu bertahan akhirnya dijual.

Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, Para Pengusaha saat ini sedang menunggu implementasi dari menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif baru Sandiaga Uno yang dianggapnya cuma sebatas rencana dan wacana.

“Kita kan sekarang ini main waktu ya, implementasi itu sangat dibutuhkan,” katanya dinukil dari detik, Minggu (7/2).

Dia menjelaskan yang dibutuhkan oleh pengusaha hotel saat ini adalah realisasi kebijakan, tentunya kebijakan yang ramah bagi bisnis akomodasi tersebut.

Taufan Rahmadi dan Sandiaga S. Uno. (foto : ist)

Quick Win

Menanggapi situasi ini, Pegiat Pariwisata Nasional dan Founder Temannya Wisatawan Taufan Rahmadi yang juga penulis buku Protokol Destinasi mengatakan, saat ini pemerintah harus cepat merespon situasi industri kreatif dan pariwisata saat pandemi di Indonesia hampir berusia satu tahun karena stamina para pelaku bisnis sangat terbatas.

“Menurut saya, paling tidak ada 5 program quick win yang harus segera dilakukan pemerintah ditengah situasi pandemi saat ini,” tegas dia.

Yang pertama menurut Taufan ialah, pemerintah harus segera mendorong dibentuknya Komite Pemulihan Pariwisata Nasional yang tugas utamanya adalah melakukan pendampingan, pengawasan dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mempercepat pemulihan Pariwisata dan industri penopangnya.

Hal ini menurutnya sangat penting agar ada lembaga yang memang memikirkan secara khusus langkah-langkah strategis pemulihan pariwisata dengan tantangan di masa pandemi. Artinya Industri kreatif dan pariwisata tidak boleh lantas menyerah dengan situasi pandemi.

“Yang ke dua adalah, memastikan pembentukan BUMN Pariwisata dapat secara nyata bermanfaat bagi pemulihan pariwisata,” katanya.

Yang tak kalah pentingnya menurut Taufan dengan situasi kebutuhan para pelaku Industri Praiwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini adalah Kebijakan Dana Hibah Pariwisata yang peruntukannya diperluas (tidak hanya untuk Hotel dan Restaurant) dan harus dipercepat realisasinya.

“Pemerintah harus terus melakukan diplomasi terkait kebijakan Travel Bubble dengan negara – negara tetangga Indonesia yang selama ini menjadi originasi wisatawan mancanegara,” pintanya.

Lalu yang terakhir, Taufan menyarankan agar Pemerintah segera membentuk Rumah Kolaborasi Pariwisata di setiap 5 destinasi pariwisata prioritas, untuk menyatukan semua stakeholder baik daerah ataupun pusat guna bersatu di dalam bekerjasana mempercepat tuntasnya pengembangan di destinasi.

Taufan mengaku sangat optimis dengan nahkoda Sandiaga Uno saat ini sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat menghadapi tantangan-tantangan industri kreatif dan pariwisata di masa pandemi lalu menyelamatkan seluruh pegiatnya. (red.)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI