70 persen penjual oleh-oleh di Lombok Tengah gulung tikar

kicknews.today – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperindag) Lombok Tengah merilis, 70 persen usaha oleh-oleh khas Lombok gulung tikar selama pandemi Covid-19. 30 persen lainnya, mati suri.

“Penyebabnya tak lain karena jarangnya wisatawan yang datang untuk berwisata selama pandemi Covid-19,” ujar Kepala Diskoperindag Loteng, H Saman kepada wartawan, Senin (16/8).

Saman menjelaskan, dari puluhan pelaku usaha yang ada di Loteng, masih ada usaha warga tetap berjalan. Tapi, hanya sekitar dua persen. Rata-rata, mereka sudah jarang produksi setelah merugi, karena tidak ada pembeli yang datang.

“Jumlah produk yang laku, tidak bisa menutupi biaya operasional. Karena lebih banyak pengeluaran dari pada penghasilan. Terlebih diberlakukannya PPKM ini, membuat para pedagang oleh-oleh kian tergerus,” ujarnya.

Sebelumnya ungkap Saman, kondisi para pelaku usaha oleh-oleh sempat membaik. Namun anjlok lagi, setelah diberlakukannya PPKM. Menurutnya, pandemi inilah yang benar-benar memukul pemasaran produk IKM dan UKM.

“Kalau gempa masih bisa ada penjualan, tapi Covid-19 ini menyeluruh terdampak,” ujarnya.

Kata Saman, para pedagang untuk sementara ini hanya mempersiapkan diri, agar produk mereka bisa dipasarkan begitu PPKM selesai diberlakukan dan para wisatawan datang berlibur.

Disatu sisi, para pedagang masih menunggu keputusan terkait dengan berbagai event di KEK Mandalika.

“Kalau wisatawan datang, maka jelas para pengusaha oleh-oleh ini akan kembali membuka usaha. Karena kita hanya mengandalkan wisatawan. Kalau sudah dibuka, maka ekonomi akan jalan lagi,” pungkasnya. (ade)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI