Pariwisata Lombok Utara bangkit, Gawe – Gawe Adat mulai digelar

kicknews.today – Masyarakat Lombok Utara mulai menggelar kegiatan-kegiatan adat dan budaya. Salah satunya, gawe adat menyunat.

Setelah sebelumnya menggelar ritual mandi safar, kini masyarakat Kabupaten Lombok Utara menggelar ritual adat lainnya.

Seperti di Medana Kecamatan Tanjung, Senin (11/10). Warga menggelar kembali, acara adat menyunat yang selama ini sudah lama hilang.

Raden Prawangsa Jaya Ningrat selaku Mangku Bajang menjelaskan, dalam ritual menyunat ini ada berbagai proses. Pertama berendam, dimana yang disunat tersebut harus berendam di sungai atau di laut.
Setelah itu, pada malam hari dilakukan pembacaan naskah kuno sampai dini hari hingga pukul O2.00 hingga 03.00 dini hari.

“Pada hari kedua, dilakukan arak arakan. Ini bermakna, diberitahu kepada orang luas, bahwa anaknya sudah dewasa. Jadi itu simbol sebagai pemberitahuan dia. Setelah itu baru naik di berugak kekelat untuk disunat,” pungkasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Lombok Utara Ainal Yakin mengatakan, bangkitnya gawe adat ini membuktikan jiwa pariwisata Lombok Utara tidak mati suri.

Output yang diharapkan, jelas nantinya bisa dijadikan salah satu refrensi untuk dijual ke wisatawan mancanegara maupun domestik.

“Jadi ini sudah terlaksana. Ini merupakan bagian dari kegiatan kita yang disuguhkan kepada masyarakat. Ini memang berbasis kepada masyarakat, tetapi kita hanya mensuport dengan endingnya nanti bahwa kita inginkan persoalan budaya ini bisa mencuat,” ungkapnya.

Dijelaskan, melihat lebih jauh tradisi menyunat ini adalah budaya yang tumbuh di masyarakat yang idealnya perlu diekspose keluar agar diketahui oleh masyarakat luas. Pihaknya juga menginstruksikan Bagian Promosi pada Dispar, agar bisa menginventarisasi semua kegiatan-kegiatan masyarakat yang berbasis budaya, adat dan religi.

“Melalui kegiatan kegiatan inilah, akan bangkitkan pariwisata kita. Karena budaya ini sangat penting untuk pariwisata,” jelasnya.

Sebelumnya, Dispar KLU juga telah mensupport kegiatan masyarakat lainnya yaitu mandi safar di Gili Meno. Selain mandi safar dan menyunat, masih ada HK endurance challenge, merowah banggaran, ngasuh gumi dan yang terakhir dan puncak kegiatan yaitu maulid adat bayan.

Enam kegiatan tersebut diselenggarakan di lokasi dan tempat berbeda, sehingga bisa menarik minat wisatawan secara luas.

“Ouput yang kita harapkan dari kegiatan ini adalah menjadi sebuah harapan besar kita, untuk kita promosi untuk menepis isu-isu yang beredar bahwa kita sedang mati suri,” pungkasnya. (Iko)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI