Paling replikatif, Lombok Timur berhasil turunkan angka Stunting

kicknews.today – Dalam 2 tahun, Kabupaten Lombok Timur berhasil menurunkan angka stunting yang cukup signifikan. Tahun 2019, angka stunting mencapai 26,11 persen. Tahun 2021, turun menjadi 19,26 persen.

Pemerintah Daerah (Pemda) Lotim, menekankan pentingnya komitmen pemerintah dalam upaya penurunan angka stunting. Dengan menjadikan penurunan stunting, sebagai salah satu fokus dan prioritas pembangunan. Komitmen Pemda Lombok Timur, dapat dilihat dari sejumlah regulasi untuk mendukung penurunan angka stunting.

Bupati Lotim HM Sukiman Azmy menyebut sejumlah regulasi diantaranya terkait pengalokasian 20 persen Dana Desa untuk pencegahan dan penanggulangan stunting serta pendewasaan usia kawin.

Sisi lain, juga mengembangkan kerja sama dengan berbagai elemen dalam upaya menurunkan prevalensi stunting. Kerja sama tersebut, termasuk pula melibatkan institusi pendidikan seperti perguruan tinggi. Elemen lain seperti PKK, juga terlibat melalui program Cegah Anak Stunting bersama Masyarakat (Canting Mas).

“Upaya ini juga didukung terkonversinya seluruh Posyandu Konvensional menjadi Posyandu Keluarga,” tegas bupati saat menjadi pembicara bersama Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, Kamis (29/7).

Hasilnya, dua tahun berturut-turut Lombok Timur menjadi kabupaten paling replikatif dalam usaha penanggulangan stunting di NTB. Selain itu, dari statistic dapat dilihat penurunan kasus stunting di Lombok Timur dalam dua tahun terakhir.

“Dari angka 26,11 persen pada tahun 2019 turun menjadi 19,26 persen pada tahun 2021 (per 15 Juli, red),” akunya.

Sementara itu, mengingat korelasi antara stunting dan konsumsi rokok/tembakau, utamanya 1000 hari pertama kehidupan, bupati menyampaikan Pemda Lombok Timur telah memiliki Perda Nomor 10 tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Perda tersebut bahkan memilki sanksi dalam bentuk denda , dengan besaran maksimal Rp 50 juta.

“Kami juga menekankan bahwa pada musim tanam ini, pemda mendorong petani yang tidak bermitra untuk beralih menanam komoditas selain tembakau,” tegasnya.

Pada webinar tersebut, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga menyampaikan sejumlah hal yang penting dilakukan dalam upaya menurunkan kasus stunting.

Melalui pengendalian konsumsi rokok, termasuk di masa pandemi, dimana bahkan sejumlah kelas dalam masyarakat tidak menurunkan konsumsi rokok mereka kendati kondisi ekonomi cukup sulit.

“Kami mengingatkan berbagai faktor risiko yang ditimbulkan rokok, baik bagi perokok aktif maupun pasif,” pesannya. (Oni)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI