Kisah Buruh Migran asal Lombok Barat yang diselamatkan Gus Dur dari hukuman gantung

Oleh Paox Iben Mudhaffar

Hingga kini, setelah 11 tahun berlalu sejak wafatnya Gus Dur, Beliau tetap dirindukan banyak orang. Karena itu, setiap Desember diperingati sebagai BULAN GUS DUR.

Bicara tentang Gus Dur, memang seperti menimba oase yang tiada habisnya. Tentang keteladanan hidupnya, kecerdasannya, kegigihannya membela mereka yang terpinggirkan/Mustadh’afin, jg sosoknya yang sering dianggap kontroversial. Bahkan setelah beiau dilengserkan, tak lagi menjabat sebagai presiden, perhatian dan kepedulian beiau untuk masyarakat lemah masih sangat luar biasa.

Seperti sore ini, ketika saya menjumpai Adi Bin Asnawi di kediri-Lombok Barat, TKI yang pernah “diselamat”kan Gus Dur dari hukuman Gantung di Malaysia.

Tahun 1994. karena desakan ekonomi, Adi yang saat itu masih duduk dibangku kelas 2 tsanawiyah nekat berangkat jadi TKI ke Malaysia. Ternyata keberangkatannya ilegal. Ia menjadi korban Human Trafficking. Ia harus berenang dari tengah laut sekitar 2 kilo ke pantai sebelum akhirnya ditangkap Polisi Diraja Malaysia.

Meski sempat di sel selama beberapa minggu dan dideportasi ke Dumai, Adi tidak menyerah. Niatnya sudah bulat ketika meninggalkan kampung halaman untuk bekerja mencari nafkah bagi keluarganya. Ia kembali masuk ke Malaysia diam-diam dan menjadi pekerja ilegal diperkebunan sawit Negeri Sembilan.

“Namanya orang bodoh. Masih remaja, pula. Modalnya hanya nekat. Malu jika harus pulang. Bagaimana nanti dengan biaya sekolah adik-adik saya, sementara biaya untuk berangkat juga tidak sedikit” Kenangnya.

Selama empat tahun di bekerja sebagai buruh ilegal, akhirnya ia bisa mengurus surat-surat resmi dan menjadi pekerja resmi di Malaysia. Namun nasib apes kembali menimpanya. Tahun 2002 saat menagih gaji yang tak pernah diterimanya, majikanya justru mengamuk. Terjadilah perkelahian yang menewaskan majikannya tsb. Adi ditangkap dan dipenjara dengan ancaman hukuman gantung. 8

Ia hanya pasrah, sementara orang tua dan kerabat kebingungan, mengadu kesana kemari untuk sekedar mengupayakan keadilan bagi Adi.

Hingga di tahun 2007, dengan dibantu beberapa orang dari LSM, keluarga Adi diajak beryemu Gus Dur di Jombang. Merekapun dibantu, difasilliitasi ke Malaysia,, disediakan pengacara, hingga Gus Dur berkenan menelepon langsung otoritas setempat. Akhirnya ditahun 2010, setelah mendekam selama 8 tahun tanpa kepastian hukum, Adi pun dibebaskan.

Paox Iben dan Adi bin Asnawi

“Saya sungguh bersyukur, sepwrti diberi kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Terima kasih Bapak Gus Dur, juga semua yang membantu saya,” ucapnya sambil terbata dan berlinangan airmata.

Kisah Adi hanyalah satu dari sekian ratus bahkan ribu TKI, Buruh Migran bermasalah yang dibantu oleh Gus Dur dan keluarganya. di rentang tahun 2004-2007, rumah beliau di Cingganjur selalu ramai, seperti tempat penampungan Buruh Migran saja.

Meski telah diupayakan dengan sangat maksimal, ada juga beberapa TKI yang tidak berhasil dibebaskan dari hukuman mati, sepertI Siti Zaenab dari Madura yang dipancung oleh otoritas Arab Saudi pada tahun 2015 yllu misalnya. Tetapi setIidaknya, Gus Dur memberi tauladan kepada kita semua bagaimana harus bersikap kepada yang lemah, bahwa negara harus hadir melindungi warganya dimanapun berada, apapun masalahnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI