kicknews.today – Kasus kejahatan seksual yang menghebohkan dunia pendidikan kembali terjadi di Lombok Timur. Seorang guru Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial SH (37 tahun) diketahui terduga mengajar di sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sembalun tega melakukan tindakan rudapaksa terhadap siswanya sendiri sejak korban masih duduk di kelas 4 SD hingga tamat.

Kasus ini terungkap setelah korban yang kini duduk di bangku MTs atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) menceritakan pengalaman traumatisnya kepada guru dan Kanwil setempat. Guru beserta Kanwil kemudian melaporkan kejadian ini ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lombok Timur.
Kasat Reskrim Polres Lombok Timur, AKP I Made Dharma Yulia Putra, SIK, membenarkan adanya laporan pengaduan kasus rudapaksa atau pemerkosaan tersebut.
”Kami telah menerima hasil visum dan pemeriksaan psikologi terkait trauma yang dialami korban,” ujarnya pada Kamis (13/2/25).
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengakuan pelaku, SH telah melakukan perbuatan bejat tersebut sebanyak lima kali. Tiga kali di ruang guru dan dua kali di sebuah kebun di Sembalun. Pelaku mengiming-imingi korban dengan memberikan uang sebesar Rp 15.000 tiap selesai melakukan perbuatan.
Akibat perbuatannya, pelaku akan dijerat dengan Pasal 76D Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan atau Pasal 6 huruf b Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ragu melaporkan segala bentuk kejahatan seksual terhadap anak kepada pihak berwajib.
”Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ragu melaporkan segala bentuk kejahatan seksual terhadap anak kepada pihak berwajib,” pungkasnya. (cit)