kicknews.today – Dewi Rengganis merupakan sosok perempuan dalam cerita rakyat yang unik. Cerita Dewi Rengganis tersebar dari mulut ke mulut dengan beragam versi. Beberapa daerah seperti Jawa, Rengganis merupakan nama seorang putri dari salah satu Raja Brawijaya pada masa kerajaan Majapahit. Bahkan, Dewi Rengganis sangat erat hubungannya dengan Nyi Roro Kidul. Sedangkan di Lombok, Dewi Rengganis dikenal sebagai sosok putri yang berteman dengan bangsa jin di pegunungan, ada juga yang mengatakan sebagai pengawal Dewi Anjani, sosok yang diyakini bertapa di Gunung Rinjani. Namun hingga saat ini, kisah Dewi Rengganis belum dapat dibuktikan secara pasti.
Puncak Rengganis di Jawa Timur
Komunitas para pendaki gunung sudah tidak asing lagi dengan nama Dewi Rengganis. Di Gunung Argopuro (3.088 mdpl) Jawa Timur, kisah mistis Dewi Rengganis sudah banyak dikenal masyarakat setempat sebagai penguasa dan penunggu puncak gunung. Sebuah tempat di Gunung Argopuro dikenal dengan Puncak Rengganis. Kisah Rengganis sangat melegenda, kemistisannya dikuatkan dengan jejak situs-situs purbakala yang menyerupai kerajaan. Di Puncak Rengganis terdapat dua bangunan candi dan tiga pura, masyarakat setempat juga meyakini di sana terdapat taman gaib yang disebut Taman Rengganis.
Dewi Rengganis Lombok
Masyarakat Sasak Lombok percaya dengan hal-hal gaib. Sosok Dewi Rengganis di Lombok diyakini sebagai putri seorang Raja yang ibunya meninggal setelah melahirkannya. Dalam Jurnal EducatiO Vol. 10 No. 2, oleh Hilmiyatun dan Dharma Satrya (2015), uniknya dalam versi Lombok, Gunung Argopuro Jawa Timur juga disebut. Seperti penggalan ceita berikut (Dewi Rengganis, kajian antropologi sastra levi- strauss, hal. 453):
Tembang sinom berbahasa Sasak, tersebutlah di dalam kisah cerita, Ratu di
Negara Jamineran, berputri seorang saja, namanya Denda Rengganis, cantik
bagaikan Dewi Ratih. Setelah sang putri lahir ibunyapun meninggal, sang raja
begitu berduka.
Ditimangnya sang jabang bayi, ditatapnya penuh iba, digendong dan
dibelainya, dalam keremukan hatinya, yang menyasaki rongga kalbunya,
dimanakah putrinya akan menyusu, dengan gontai sang raja berjalan , sang
bayi dalam pelukannya mengembara tanpa tujuan.
Putus sudah segala harapan, matipun lebih diinginkan, bersama sang bayi
menghanyut nasib, suara burung di atas dahan membuat hatinya semakin
gundah tanpa maksud, tanpa tujuan. Kesenyapan hutan semakin beku, dengan
takdir Allah yang maha Agung sampailah ia di Gunung Argapura. Konon
Gunung Argapura adalah taman raja jin.
Setalah Raja atau yang disebut Datu tiba di pertapaan, di Gunung Argapura bersama putrinya, Rengganis. Rasa lapar hilang, sang bayi tidak menangis. Raja Jamineran tersadar, lalu mengambil air sembahyang pada sebuah pancuran telaga, bersama putri ia naik ke masjid lalu bersembahayang memuji Tuhan.
Dikisahkan, Dewi Rengganis tumbuh segar, menjadi wanita yang cantik berkat makanan berupa cahaya dan sari bunga hingga aroma sang putri sangat harum menyebar di puncak gunung, membuat para jin dan siluman datang mendekat penuh birahi.
“Konon putri jin yang bernama Dewi Komalasari menjadi teman sepermainannya, Rengganis dan Komalasari sangat akrab bercengkrama bermain dipuncak gunung atau berkelana dilembah padang, Rengganis dibawa terbang, begitulah kuasa Allah pengasih berkat persahabatannya dengan dewi jin sang Dewi Rengganis dapat menghilang seperti jin sirna bersama bayu serta sakti bijaksana pandai pula menjalis sastra.”
Cerita mistis dan nuansa Islam dalam masyarakat Sasak
Kisah Dewi Ringganis Lombok dikaitkan dengan Islam. Di mana dalam catatannya sang raja berwudu dan solat di sebuah masjid di puncak gunung. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi Gunung Agropuro yang terdapat situs beberapa puro abad 12 M. Ditambah lagi, dalam kutipan cerita di atas, sang penulis menyebut kuasa Tuhan yang memberi kekuatan gaib kepada Dewi Rengganis yang dapat menghilang. Nuansa Islam dalam cerita Dewi Rengganis memiliki penjelasan tersendiri, dalam pembacaan secara lisan, disebutkan beberapa kalimat dengan kata “negeri Mekah“ yang diulang beberapa kali sebagai pembuka adegan baru.
Lebih jauh, Hilmiyatun dan Dharma Satrya dalam jurnalnya menjelaskan bahwa pertapaan adalah dunia spiritual yang menjadi alat untuk mencapai tujuan, erat kaitannya dengan mahluk sipranatural seperti jin. Diyakini, kemampuan yang dimiliki orang Sasak diperoleh secara gaib dengan bantuan gaib dan dengan jalan gaib.
Setelah itu orang Sasak baru mengenal orang lain, yaitu bangsa (negeri) Mekah. Bisa dikatakan bahwa orang Sasak sudah mengenal konsep Tuhan dalam keyakinannya terlebih dahulu sebelum ajaran Islam datang dan dibawa oleh orang Sasak yang pulang dari Mekah. Mekah, masjid, Tuhan, dalam mitos Dewi Rengganis tersebut menginformasikan sejarah peradaban Islam Sasak dan Mekah yang ingin dihadirkan. (red)