Miris, guru di Dompu temukan banyak calon siswa baru tak bisa mengaji dan bersyahadat

Kegiatan penerimaan siswa baru di SMAN 1 Dompu.
kicknews.today – Siswa SMA gagap baca Al-Quran ternyata masih banyak ditemukan di Kabupaten Dompu. Bahkan ada juga beberapa siswa yang tak bisa melafazkan dua kalimat syahadat. 

Fakta ini terungkap dari pengakuan seorang guru SMAN 1 Dompu bernama Dewi Kurniasih lewat akun media sosial Facebook. Postingan Dewi Kurniasih itu pun viral dan ramai dibagikan.

Pada postingannya, Dewi Kurniasih  menyebutkan pada hari pertama sistem penerimaan murid baru (SPMB) jalur afirmasi hampir 90 persen siswa tidak bisa membaca Al-Quran dan iqro. Bahkan ada juga ditemukan calon siswa tidak mengenal huruf hijaiyah hingga sulit melafazkan dan memahami dua kalimat syahadat. 

”Ampuni kami ya Allah yang telah lalai selama ini,” kaya Dewi diakhir tulisannya. 
 
Postingan itu menuai pro kontra. Sebagian besar netizen ada yang menyalahkan peran orang yang mengabaikan pendidikan anak. Apalagi kebiasaan membaca Al-Quran bagi masyarakat Dompu sudah dilatih sejak dini. Jadi fenomena gagap baca Al-Quran di usia remaja dianggap sebagai sesuatu yang tak biasa.

Di sisi lain ada pula yang mengecam postingan guru tersebut. Mereka menilai hal semacam itu tidak semestinya di publikasikan di media sosial. Kecerdasan siswa tidak semata-mata menjadi tanggungjawab orang tua.

Kepala SMAN 1 Dompu, Nuryadin menanggapi dingin terkait dinamika itu. Ia juga tidak menampik jika terdapat sejumlah calon siswa baru di sekolahnya belum bisa membaca Al-Quran. Namun, disisi lain terdapat pula calon siswa baru di SMAN 1 Dompu sebagai penghafal Al-Quran.

”Ada beberapa siswa tahfiz Al-Quran yang mendaftarkan di SMAN 1 Dompu dan dibuktikan dengan sertifikat. Baik yang hafal 1 juz, 3 juz maupun lainnya,” tuturnya. 

Siswa yang belum bisa membaca Alquran kata Nuryadin, hampir ditemukan setiap SPMB. Meski demikian, bukan berarti siswa tersebut tidak diterima. Karena yang menentukan kelulusan siswa adalah pemerintah pusat.

”Sebagian besar orang menganggap fenomena seperti ini memang tidak biasa. Tapi saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa terkait hal ini,” ujar Nuryadin dihubungi Sabtu, 14 Juni 2025.

Nuryadin juga mengaku tidak ingin menanggapi hal itu terlalu jauh. Menurut dia, pro kontra dalam menanggapi suatu persoalan itu sudah biasa. Sejatinya, orang tua dan guru memiliki peran dan tupoksi masing-masing dalam mendidik dan mencerdaskan anak.
 
”Tidak perlu saling menyalahkan. Kita berkerja sesuai tupoksi masing-masing. Yang jelas, tugas guru itu sudah jelas, bagaimana mencerdaskan kehidupan anak bangsa,” tegas pria kelahiran Langgudu Kabupaten Bima ini.

Selain tidak bisa membaca Al-Quran, bahkan ada juga calon siswa baru memiliki kosa kata Bahasa Inggris yang kurang memadai. Kondisi semacam ini menurut dia, tentu sulit diterima.
 
”Siswa yang seperti ini bukan tidak ada di SMAN 1 Dompu. Tapi, sekolah kami punya program untuk mengembangkan kemampuan siswa bisa membaca Al-Quran dan mahir berbahasa Inggris,” ujarnya. 

Dalam menumbuhkan budaya literasi pada siswa, SMAN 1 Dompu, rutin melaksanakan kegiatan literasi membaca. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam mendorong pengembangan karakter siswa.

”Di samping meningkatkan ilmu pengetahuan, hal ini juga dapat meningkatkan ketakwaan dan pemahaman baca Quran terhadap siswa,” tuturnya. 

Nuryadin menambahkan, SPMB SMAN 1 Dompu dibuka sejak Kamis, 12 Juni 2023. Hingga Sabtu pagi, 14 Juni 2025 jumlah pendaftaran di jalur Afirmasi sebanyak 140 lebih siswa. 
 
Selanjutnya dibuka jalur prestasi beberapa hari ke depan. Sementara pendaftaran jalur umum dilaksanakan 1-3 Juli 2025.
 
”Tahun ini SMAN 1 Dompu mendapat kuota 7 kelas untuk siswa baru,” pungkasnya. (jr) 

 
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI