kicknews.today – Aliansi Solidartas Mahasiswa Bima-Dompu Malang menggelar demonstrasi di Polres Malang, Senin (5/6). Mereka menuntut agar 15 demonstran yang ditahan Polres Kabupaten Bima dibebaskan.
Sebelumnya, puluhan demonstran diamankan saat aksi demonstrasi Front Perjuangan Rakyat Donggo Soromandi (FPR DS) yang diwarnai aksi blokade jalan di Desa Bajo Kecamatan Soromandi, Selasa (30/5). Aksi itu berlangsung ricuh hingga sejumlah demonstran luka-luka.
Selanjutnya, Rabu (31/5), 15 demonstran ditetapkan sebagai tersangka dan membebaskan 11 orang yang merupakan pelajar dan penyelenggara pemilu. Menurut massa aksi, tindakan polisi tersebut merupakan bentuk kriminalisasi pada gerakan rakyat, serta bentuk ketidakpedulian atas perjuangan rakyat yang dizalimi Pemerintah Kabupaten Bima.
“Kami menuntut Kapolres Kabupaten Bima mencabut status tersangka terhadap 15 demonstran FPR DS dan bebaskan tanpa syarat,” tegas Ardian, koordinator aksi.
Selain itu, Ardian juga mendesak Kapolda NTB, seret dan adili aparat penegak hukum yang melakukan tindakan represif terhadap massa aksi FPR DS. Hentikan kriminalisasi gerakan rakyat dan menjamin ruang demokrasi bagi gerakan rakyat dalam menyampaikan pendapat dimuka umum.
“Demi alasan apapun, kekerasan tidak boleh jadi kebudayaan aparat. Apalagi kekerasan itu ditujukan pada masyarakat dan regenerasi bangsa,” tegas Ardian.
Ardian mengungkapkan, aksi demonstrasi FPR DS sebagai bentuk tuntutan pada kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Pasalnya, Kabupaten Bima masih banyak jalan dan infrastruktur yang kurang memadai, seperti di jalan lintas Donggo-Soromandi masih ada pembiaran jalan rusak hingga menyebabkan kecelakaan.
“Selama puluhan tahun terakhir masyarakat Donggo dan Soromandi tidak pernah dilirik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi, terutama dibidang pembangunan insfrastruktur jalan. Sementara Kecamatan Donggo-Soromandi adalah salah satu penghasil panen pertanian jagung dan bawang yang mampu meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Bima,” pungkasnya. (jr)
