kicknews.today – Sampah bukan sekadar limbah yang harus dibuang, tetapi juga cerminan bagaimana sebuah daerah mengelola lingkungannya. Kabupaten Lombok Utara (KLU) kini tengah berupaya keluar dari permasalahan klasik ini dengan menghidupkan kembali Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R) yang sempat mati suri.

Langkah ini bukan sekadar rutinitas birokrasi, tetapi gerakan untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah. Sejak 2024, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KLU telah menyalurkan dana stimulan kepada kelompok swadaya masyarakat yang mengelola TPS-3R, dengan harapan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas bisa kembali berjalan optimal.
“Tujuan dana ini adalah untuk mengaktifkan kembali TPS-3R yang sempat berhenti beroperasi, agar mampu memilah dan mengolah sampah sebelum masuk ke TPA,” ujar Kepala DLH KLU, Rusdianto, Senin (17/02/2025). Saat ini, terdapat sekitar 16 TPS-3R yang tersebar di Lombok Utara, yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam sistem pengelolaan sampah daerah.
Namun, upaya ini tidak hanya mengandalkan dana stimulan. Pemerintah desa juga didorong untuk turut serta dalam pengelolaan TPS-3R dengan mengalokasikan anggaran desa. “Jika pengelola TPS sudah bisa mandiri, maka bantuan ini akan dikurangi secara bertahap, bahkan bisa dihentikan. Tapi untuk saat ini, dukungan tetap diberikan agar mereka bisa berjalan stabil,” tambahnya.
Tantangan terbesar bukan hanya soal pendanaan, tetapi juga perubahan kebiasaan masyarakat. Jika kebiasaan membuang sampah sembarangan tidak berubah, maka TPS-3R hanya akan menjadi fasilitas yang kembali terbengkalai. Oleh karena itu, DLH KLU tidak hanya memberikan dukungan finansial tetapi juga aktif melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih sadar dalam mengelola sampah sejak dari rumah.
“Dengan penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R) di tingkat masyarakat, diharapkan pengelolaan sampah bisa lebih efisien dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan semakin meningkat,” tegas Rusdianto.
Gerakan ini memberi harapan baru bagi Lombok Utara. Harapan bahwa pengelolaan sampah tidak lagi hanya bergantung pada pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Jika program ini berjalan sukses, Lombok Utara bisa menjadi contoh daerah lain dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. (gii-red)