kicknews.today – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal kaget mendengar cerita seorang pemuda di Sembalun yang menuturkan tentang temannya di kaki gunung Rinjani itu menjual tanahnya kepada pemodal lalu kemudian tidak berapa lama, dia akhirnya menjadi penjaga malam di homestay yang dibangun di tanahnya itu.
Hal itu disampaikan Riadi Kencana saat berdiskusi dengan Lalu Iqbal saat berwisata akhir tahun ke Sembalun pekan kemarin. Riadi yang merasa gundah melihat penataan pariwisata di tanah kelahirannya itu berkeluh kesah kepada Lalu Iqbal yang menurutnya merupakan tokoh NTB yang berpengalaman secara global dan bisa memberi solusi terkait masalah-masalah di Sembalun.
“Saya berharap besar kepada bapak (Lalu Iqbal) agar bagaimana kami di Sembalun ini nanti tidak malah menjadi orang lain di tempat kami sendiri,” kata Riadi.
Lalu Iqbal pun menanggapi pernyataan Riadi. Dia berpendapat bahwa pembangunan destinasi pariwisata di Kecamatan Sembalun Lombok Timur memang perlu dikelola dengan baik dan pemerintah lebih berhati-hati menerapkan kebijakan bagi para pemodal terutama atas hak kepemilikan tanah.
Menurutnya pembangunan pariwisata di Sembalun harus mengacu pada kemaslahatan masyarakat yang ada di enam Desa Sembalun Bumbung, Desa Sembalun Lawang, Desa Sajang, Desa Bilok Petung, Desa Sembalun, dan Desa Sembalun Timba Gading.
“Pembangunan pariwisata juga harus melibatkan anak-anak muda di Sembalun. Semangat pembangunan ini harus menyasar kalangan muda,” kata Lalu Iqbal belum lama ini.
Menurut Lalu Iqbal dengan maraknya villa, hotel dan homestay di enam desa di Kecamatan Sembalun perlu juga untuk ditata dengan kondisi topografi di Sembalun.
“Pembangunan villa dan hotel harus dikawal juga agar tidak bertentangan dengan pola masyarakat Sembalun. Ini harus diawasi oleh Pemerintah Daerah melalui perda RTRW,” ujar Lalu Iqbal.
Di sisi lain kata Lalu Iqbal untuk memajukan pariwisata di Sembalun pemerintah mestinya harus berangkat dari sisi paling bawah dengan menciptakan kualifikasi SDM. Contohnya kata Lalu Iqbal harus ada SMK Pariwisata di Sembalun.
“Harusnya ada SMK Pariwisata di Sembalun. Ini untuk mengisi pos-pos lapangan pekerjaan di wisata Sembalun. Termasuk menyiapkan bagaimana pola investasi yang tidak merugikan masyarakat setempat,” kata Lalu Iqbal.
Muhammad, Pemuda di Sembalun mengatakan rencana pembangunan resort di Pusuk Sembalun yang diwacanakan oleh Pemerintah NTB perlu dikaji oleh pemerintah.
“Saya pikir itu tidak nyambung. Kita harusnya mulai menata layanan umum untuk wisatawan. Seperti rest area, WC umum. Ini yang belum banyak di Sembalun,” ujarnya.
Selain itu maraknya pembangunan villa, hotel, homestay di bukit-bukit bawah kaki Rinjani juga perlu diantisipasi dengan mengatur ulang undang-undang RTRW.
“Sembalun harus tetap dengan alamnya. Kami minta agar ini bisa diatur kembali. Jangan sampai pembangunan marak, tetapi dampak atau efeknya tidak dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Salah satu yang perlu disuarakan kata Muhammad adalah dengan memerhatikan pola budaya dan pertanian di Sembalun. (red.)