Oleh: Andi Fardian, M.A
Kepada para pemuda yang baru lulus kuliah, kurangilah membaca buku dan diskusi, segeralah mencari kerja. Sekarang bukan lagi saatnya membaca buku dan berdiskusi seperti halnya yang kamu lakukan di kampus. Carilah kerja agar lekas mewujudkan kemandirian hidup. Semakin cepat kamu mendapatkan pekerjaan, semakin baik bagi orang tuamu karena bebannya berkurang. Gelar yang kamu sandang tidak akan ada gunanya kalau tidak bisa dipakai untuk mewujudkan kemandirian hidup.

Hindarilah omong kosong dengan mengatakan, “Gelar saya bukan hanya untuk mencari kerja, tapi untuk memberi manfaat pada orang lain.” Itu kalimat omong kosong, karena bagaimana mungkin gelar yang kamu sandang bisa bermanfaat untuk orang lain, untuk dirimu saja belum kelihatan manfaatnya. Bicaralah dan bersikaplah yang terukur.
Kurangilah membaca buku dan berdiskusi. Sudah saatnya bergerak nyata. Bukalah mata dan pikiran kritismu terhadap dunia yang sesungguhnya. Gunakan ijazah sebagai bekal untuk berjuang menaklukkan kerasnya hidup yang sebenarnya.
Kepada para pemuda yang baru lulus kuliah, kurangilah nongrong-nongrong atau ngopa-ngopi yang tidak ada gunanya. Itu buang-buang waktu. Dahulukan prioritas. Segeralah mencari kerja agar status pengangguran yang melekat lekas kalian lepas. Istirahatlah yang cukup, agar kuat menghadapi kerasnya persaingan hidup.
Kepada para pemuda yang baru lulus, kurangi-kurangi diskusi dan nongkrong dengan dalih untuk membicarakan nasib dan persoalan bangsa. Itu juga tidak make sense. Bagaimana mungkin kamu bisa memikirkan persoalan negara yang kompleks, nasibmu saja belum jelas. Cara berpikirnya jangan terbalik. Kalau mau membawa perubahan pada lingkungan yang jauh lebih besar, mulailah dari dirimu sendiri. Selesaikan hal-hal kecil dengan etos kerja yang benar, baru kemudian memikirkan hal-hal yang besar.
Kalau ingin membuat perubahan pada diri orang lain, ubah dulu dirimu sendiri. Itu langkah yang bijak. Ketika mendapatkan pekerjaan, secara tidak langsung kamu sudah berkontribusi bagi perubahan di negara ini. Statusmu sebagai pekerja dan mendapatkan penghasilan akan membawa dampak pada siklus perekonomian dan kesejahteraan.
Jangan berdalih memikirkan nasib bangsa, sebelum kamu memprioritaskan dan memikirkan nasibmu sendiri dan keadaan orang tuamu. Dengan kamu mendapatkan pekerjaan, beban orang tuamu menjadi sedikit lebih ringan. Semakin lama kamu menyandang status “tidak bekerja”, semakin lama kamu menjadi beban negara.
Kepada para pemuda yang baru lulus, seimbangkan bersikap idealis dan realistis. Hidup tidak cukup denga idealisme. Idealisme tidak bisa memberimu makan. Bersikaplah yang realistis. Seimbangkan keduanya. Ada kalanya kamu menjaga idealismu, tapi di waktu lain, kamu juga perlu bersikap realistis dan pragmatis.
Omong kosonglah idealisme itu selama kemandirian hidup belum bisa kamu wujudkan. Idealisme hanya akan menjadi sia-sia dan kekonyolan ketika perutmu lapar. Carilah kerja. Nanti kalau sudah mandiri secara finansial, baru bersikap idealis.
Kepada pemuda yang baru lulus kuliah, buang jauh-jauh gengsimu. Lakoni pekerjaan apa pun yang memungkinkan kamu bisa mendapatkan uang. Selama itu baik dan halal, ambil pekerjaan itu. Syukur-syukur pekerjaan itu sejalan dengan bidang kuliahmu. Tapi kalau tidak, tetap syukuri. Berpikirlah terbuka dan realistis. Itu jauh lebih baik daripada statusmu sebagai pengangguran dan bergantung pada ketiak orang tua. Punyalah malu ketika umur sudah 24 tahun, tapi masih meminta-minta pada orang tua.


