kicknews.today – Warga Gili Meno Lombok Utara hingga sekarang masih mengalami krisis air bersih yang tak kunjung mengalir. Warga meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) alirkan air bersih dari Gili air. Pasalnya, banyak dampak yang dirasakan akibat hal tersebut, seperti wisatawan menurun dan hewan ternak banyak yang mati.
Kadus Gili Meno Desa Gili Indah, Masrun mengatakan, saat ini yang menyuplai air bersih semaunya dan menaikkan harga yang tidak sesuai dengan harga sebelumnya.

“Biasanya warga mendapat harga air bersih itu Rp 10 ribu. Namun saat ini harganya dinaikkan secara sepihak,” katanya.
“Ini yang jadi problematik. Air isi ulang itu kan dari darat. Sangat krodit kondisinya, sedangkan Pemda meminta PT TCN saja yang masuk. Sedangkan warga sudah menolak PT TCN,” jelas Masrun, Jumat (21/6/2024).
Saat ini, jelasnya, Pemda berupaya menghadirkan PT TCN yang notabenenya sebagai penyedia air bersih di Gili Trawangan. Namun warga Gili Meno masih menolak. Hal tersebut disebabkan lantaran dugaan kasus perusakan lingkungan yang terjadi di Gili Trawangan.
“Warga tidak ingin hal serupa terjadi di Gili Meno,” katanya.
Warga Gili Meno khawatir akan terjadinya kerusakan lingkungan seperti rusaknya terumbu karang seperti di Gili Trawangan jika PT TCN masuk ke Gili Meno.
“Tidak bisa (PT TCN masuk, Red) karena masih ditolak, warga tidak mau kehilangan pendapatan selamanya, kalau sampai terjadi kerusakan lingkungan. karena limbah,” jelasnya.
Selain karena merusak lingkungan, harga air bersih yang ditawarkan PT TCN cukup tinggi, yakni sebesar Rp 30 ribu per kubik. Jauh lebih mahal dari harga yang diberikan PT BAL yang bekerjasama dengan PT GNE yakni sebesar RP 18 ribu perkubik.
Dikatakan Masrun, selain kebutuhan rumah tangga, kebutuhan untuk mobilitas wisatawan juga memprihatinkan. Dimana banyak wisatawan mengeluhkan kondisi ini.
“Bulan ini kunjungan wisatawan ke Gili Meno sedang tinggi-tingginya. Kami hanya ingin air bersih di Gili Air Dapat dialirkan ke kami,” tutupnya. (gii)