Kisah pilu Alia, bocah 2 tahun pengidap hidrosefalus asal Lombok Tengah, butuh uluran tangan

Kondisi adik Alia Sidkia Suci pengidap penyakit hidrosefalus.

kicknews.today – Kisah pilu dialami Alia Sidkia Suci (2 tahun) asal Desa Lekor, Kecamatan Janapria Lombok Tengah. Balita yang semestinya bermain dengan ceria harus berjuang melawan perihnya penyakit Hidrosefalus yang ia derita. 

Alia merupakan anak kedua dari Nuraini (37) dan Musti. Alia saat ini tinggal bersama orang tuanya dan kakaknya yang baru naik kelas 2 sekolah dasar (SD) hanya bisa terbaring dan menangis kesakitan atas penyakit yang dideritanya. 

Menurut pengakuan sang ibu, Nuraini, penumpukan cairan di rongga otak yang dialami anaknya itu sudah terlihat sejak berusia 2 bulan. Dimana penumpukan cairan tersebut mengakibatkan tekanan pada otak yang membuat ukuran kepala Alia membesar. 

”Hasil USG normal, pas keluar lingkar kepala juga normal tapi saat usia dua bulan baru kepalanya terlihat semakin membesar,” terang Nuraini saat dikonfirmasi kicknews.today pada Kamis (17/7/2025). 

Ia sempat membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit Praya ketika berusia 2 bulan, namun pihak rumah sakit saat itu terkendala selang sehingga tidak bisa melakukan operasi langsung.

”Setelah usia dua bulan kepalanya semakin besar, saya bawa ke rumah sakit nginap tiga malam, tapi terkendala selang akhirnya tidak jadi operasi dan disuruh pulang. Kemudian disuruh datang lagi setelah minggu kedua tapi tetap tidak ada selang. Pihak rumah sakit tidak rujuk juga ke RSUD biar cepat dapat penanganan waktu itu. Mereka diam aja gak ada tindakan, malah disuruh pulang lagi,” ujarnya.

Sehingga kedua orang tua Alia memutuskan untuk menunda operasi Alia sampai ia tumbuh besar, karena pada saat itu usia Alia baru berumur 2 bulan. 

”Karena tidak tega masih terlalu kecil jadi saya dan bapaknya tunggu besar dulu baru operasi,” katanya.

Hingga pada bulan Mei 2025 kemarin, Alia kembali dibawa berobat ke Rumah Sakit Praya kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB untuk menjalani operasi perdana.

”Yang pertama ini operasi selang,” ujar Nuraini

Lebih lanjut Nuraini menjelaskan, setelah dilakukan operasi selang pada bulan Mei, dokter kembali menyarankan operasi kedua yaitu operasi pembentukan kepala agar normal seperti anak yang lain. Operasi kedua ini terang Nuraini paling telat akan dilakukan pada bulan September 2025. 

”Dikasih waktu sampai bulan September, operasi akan dilanjutkan tapi sambil menunggu pemulihan Alia karena sekarang dia kurus sekali semenjak operasi selang kemarin,” ujarnya.

Selain itu kedua orangtua Alia juga memutuskan menunda operasi Alia karena keterbatasan biaya untuk kebutuhan selama Alia dirawat nanti.

”Memang sudah ditanggung sama BPJS, tapi keadaan ekonomi yang sangat terbatas buat kami khawatir juga. Terutama untuk kebutuhan sehari hari, buat makan, susu, pempes dan ongkos pulang pergi nanti,” ucap Nuraini dengan suara lirih. 

Mengingat pekerjaan sehari hari sang suami serabutan seperti mengambil upah tanam tembakau untuk memenuhi kebutuhan. Sementara dirinya tidak memiliki penghasilan karena mengurus kedua anaknya di rumah. 

”Hasil upah bapaknya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi itu untuk belikan susu dan pempes, kalo belum ada uang, pinjam dulu di tetangga,” tutur dia.

Nuraini berharap ada orang baik yang mau membantu meringankan beban keluarganya, meski untuk sekedar membelikan susu dan pempes bagi Alia. Dia berharap pengobatan Alia juga bisa kembali dilanjutkan. 

”Pengen sekali lihat anak sehat dan secepatnya dapat penanganan, tapi keadaan ekonomi jadi kendala. Untuk kebutuhan sehari hari saja sangat sulit,” ucap Nuraini penuh haru. (wii)

 

 

 

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI