Kisah Fitri, wanita tunanetra asal Lombok Barat maju di kontestasi legislatif 2024

kicknews.today – Fitri Nugrahaningrum sosok pejuang kaum disabilitas mencoba menggegerkan dunia politik setelah memantapkan dirinya maju sebagai calon legislatif 2024 di Lombok Barat melalui Partai Gelora. Wanita tunanetra ini sangat berharap dirinya bisa terpilih agar bisa memberikan hak yang seharusnya didapatkan oleh kaum disabilitas.

“Niat saya nyaleg karena ingin ada perubahan pada kehidupan penyandang disabilitas. Saya ingin lebih bermanfaat bagi masyarakat dan membuktikan apakah politik Indonesia sudah inklusif atau tidak,” aku Fitri kepada kicknews.today, Jumat (16/6).

Perempuan yang mewakili suara teman-teman disabilitas itu sendiri mengaku inklusifitas atau pengakuan bagi mereka (disabilitas) belum terwujud di Indonesia secara utuh. Dimana kesetaraan di semua bidang, baik itu politik, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan infrastruktur, belum mereka dapatkan. Untuk itu, Fitri bertekad maju menjadi calon anggota legislatif 2024 di Dapil Kediri-Labuapi.

“Adik-adik kita harus bekerja keras untuk mengejar pendidikan mereka. Harusnya kalau inklusif, sekolah itu harus memiliki layanan atau fasilitas khusus supaya mereka bisa menggapai cita-citanya, seperti pembimbing mereka yang buta tuli serta fasilitas penunjang lainnya,” kata dia.

Seperti anaknya yang saat ini menempuh dunia pendidikan di salah satu Universitas di Mataram. Dengan keterbatasan pendengaran ia harus bekerja keras menyelesaikan kuliahnya. Dimana, dosennya sendiri menjelaskan tanpa ada bahasa isyarat dan teman-teman juga tak mendukung dengan ketuliannya.

“Kan lelah dia menyelesaikan kuliahnya, kalau memang menerima tentunya harus menyertai dengan layanan, fasilitas, dengan membangun moralitas bersama di lingkungan pendidikan itu. Itulah alasan saya harus maju supaya bisa menyuarakan teman-teman kita yang disabilitas,” katanya.

Ketika ia terpilih kata dia, banyak perubahan yang akan didapatkan dan diperoleh kaum disabilitas. Tentunya teman-teman disabilitas harus memiliki perlakuan yang khusus.

“Mungkin saya yang paling sudah siap, mau terbuka atau tertutup sudah siap jasmani dan rohani. Di Partai Gelora saja saya yang paling pertama menyiapkan berkas saat mendaftar,” katanya.

Ditanya kenapa memilih Partai Gelora, ia mengaku menemukan jawabannya ketika melaksanakan shalat tahajud. Dengan petunjuk itu, ia pun membulatkan tekad ke Partai Gelora, meski tidak sedikit partai lain yang meliriknya.

“Bukan soal partai baru atau tidak, tapi ini soal hati,” akunya.

Jelang pemilihan, tentu ia sudah siap secara maksimal. Pemilik Yayasan Samara Lombok itu mengandalkan suara dari teman-teman disabilitas dan keluarganya. Selain itu, tentu ia sudah mempersiapkan diri untuk bisa meyakinkan hati masyarakat.

“Saya yakin bisa menang, doa dan harapan teman-teman InsyaAllah bisa terwujud,” pungkasnya. (ys)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI