Kisah cinta perempuan muda di Lombok, rawat suami lumpuh yang sudah berusia 84 tahun

kicknews today –  Rabu 20 agustus 2014 jadi hari yang menyedihkan bagi Satriah, 41 tahun asal Lingkungan Geres Barat, Kelurahan Geres, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur (Lotim). Keluarganya mendapat musibah setelah sang suami Abdul Hamid, 84 tahun terjatuh dari pohon hingga menyebabkan tulang ekornya patah dan divonis lumpuh.

Meski suaminya sakit-sakitan, Satriah tetap setia menemani. Rasa cintanya begitu besar membuat hatinya tidak ingin berpaling.

“Saya ingin menjadi istri yang berbakti,” katanya.

Menurut Satriah, suaminya sempat mendapatkan perawatan di RSUD Soedjono Selong awal kejadian. Karena keterbatasan alat saat itu mengharuskan Abdul Hamid harus dirujuk ke RSUP NTB.  Pihak rumah sakit meminta biaya pengobatan Rp24 juta.

“Saya menghubungi keluarga di kampung untuk bantu tambah biaya. Mereka tidak sanggup dan terpaksa suami saya bawa pulang,” kata Satriah ketika ditemui di kediamannya di Lingkungan Geres Barat, Kelurahan Geres, Kecamatan Labuhan Haji, Selasa (27/12).

Pasca dari RSUP NTB, Satriah memilih pengobatan tradisional ke belian sasak (tukang urut). Namun tidak ada perubahan sama sekali, meskipun sudah dibawa beberapa kali. Kadang sesekali sang suami dibawa berobat ke klinik terdekat.

“Perhiasan dan barang-barang rumah habis dijual untuk biaya pengobatan, tapi hasilnya nihil,” katanya sembari menguatkan diri.

Keterbatasan biaya membuat Abdul Hamid hanya mengkonsumsi obat seharga ribuan di apotik. Memang diakuinya, beberapa orang sempat mendatangi rumah mereka dan meminta beberapa data keluarga beserta mengambil foto suaminya yang sakit. Namun hingga kini bantuan tidak kunjung datang, termasuk dari pemerintah.

“Dulu ada yang datang foto-foto ke sini, dijanjikan bantuan tapi tak ada sampai saat ini,” katanya.

Untuk kebutuhan dan berobat, Satriah mengandalkan bantuan tetangga dan sanak saudaranya serta anak-anaknya yang ada di tanah rantauan. Dia juga mengaku ingin bekerja untuk menambah penghasilan. Namun, sang suami tidak bisa ditinggal sendirian.

“Makanya mengandalkan kiriman bantuan saudara yang sedang merantau,” katanya.

Dari tahun ke tahun, Abdul Hamid belum juga mendapatkan penanganan medis. Penderitaan semakin parah, sebab terlalu lama terbaring sehingga menyebabkan luka di anggota tubuhnya. Keluarga hanya memberikan perban dan beberapa obat luka yang di beli dari apotik.

“Dulu ada perawat ke sini, tapi kita tidak bisa kasih apa-apa, sebab setiap ke sini kita tak enak hati kasih Rp50 ribu,” tambahnya.

Satriah berharap bantuan agar suaminya bisa sembuh. Kondisi sang suaminya semakin parah membuatnya tidak bisa berbuat banyak.

“Kita sangat berharap ada bantuan, sekadar untuk beli obat,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Lombok Timur, H. Soeroto sudah berkoordinasi ke pihak desa dan camat terkait kondisi Abdul Hamid. Hasilnya, pasien sudah punya BPJS dan mendapat operasi gratis.

“Kata pak camat begitu, namun kita tetap akan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat agar bisa dikunjungi setiap hari. Paling tidak diberikan penanganan rutin agar pasien bisa perlahan sembuh,” katanya. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI