Uring uringan cari tabung oksigen, warga Bima curhat di WAG

kicknews.today – Seorang warga Kabupaten Bima uring uringan mencari tabung Oksigen. Warga bernama Arif itu sampai harus mengirim pesan berantai via WhatsApp mencari tabung untuk membantu perawatan anggota keluarganya yang sedang terpapar Covid-19 di RSUD Bima.

“Teman-teman, mohon info untuk yang punya tabung oksigen di wilayah Bima dan Dompu untuk ibu mertua saya yang sedang dirawat di ICU RSUD Bima. Saat ini di Bima stok oksigen menipis. Mohon bantuanya ya,” tulis Arif yang diteruskan di WhatsApp Group (WAG) “Gemilang Discuss & Action”.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Mataram ini menyindir klaim Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah yang berbeda dengan kondisi di lapangan.

“Di Bima kekurangan oksigen. Kontradiktif dengan pernyataan Pak Gub. Sewaktu konpers di Kantor Gubernur,” sindir Arif, mengutip pemberitaan terkait pasokan Oksigen untuk pasien Covid-19.

Pengalaman buruk dampak kelangkaan tabung oksigen itu dialami juga warga Bima lainnya, Subari, seorang guru salah satu sekolah di Kecamatan Soromandi Bima.

Dua rumah sakit dan dua klinik di Kota Bima menolak merawat istrinya yang sedang hamil tua 7 bulan. Istrinya, Fanadian punya gejala nyeri dada dan sesak nafas. “Ditolak klinik dengan alasan stok oksigen tidak ada, akhirnya saya bawa ke Puskesmas Soromandi, di sana juga kosong. Saya pun telepon kerabat di Puskesmas Donggo,” kata Subari.

Di Puskesmas Donggo ia mendapat kabar baik. “Saya dapat Oksigen dan bawa istri saya ke Puskesmas Donggo dan merawat disana hingga saat ini,” demikan pengakuannya.
Syukurnya, istrinya terselamatkan meski pasokan oksigen hanya dipakai tujuh jam dan habis saat masuk waktu Subuh. “Tapi Alhamdulillah istri sudah normal,” ujarnya lega.

Sebenarnya sudah ada usaha Subari untuk mengincar sampai ke Distributor Toko Ulet Jaya. Namun respon di sana, oksigen dalam perjalanan di order dari Mataram. Meski sudah sampai di Bima, itupun sudah banyak rumah sakit, puskesmas dan klinik yang order.

Merespon keluhan itu, Stafsus Gubernur NTB Hadi Santoso mengaku menyayangkan. Karena tabung oksigen di tingkat daerah jadi kewenangan Bupati dan Walikota. Di sisi lain, harusnya stok oksigen memadai di Bima karena ada dua distributor besar di Bima. Namun masalahnya bisa jadi disebabkan Bupati atau Walikota setempat tidak proaktif mengajukan order.

“Dengan permintaan dari Pemda, maka pasokan akan dipenuhi distributor,” kata Hadi menyebut alurnya.

Situasi saat ini memang diakuinya disebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Pulau Sumbawa meningkat tajam, membuat permintaan dan kebutuhan Oksigen juga sangat melonjak.

Asisten Administrasi dan Umum Setda Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A juga merespon keluhan masyarakat itu. Mantan Kadikes Provinsi NTB ini meminta masyarakat memaklumi situasi saat ini, mengingat ada peningkatan kebutuhan oksigen hingga dua kali lipat.

“Kapasitas produksi oksigen di NTB sebetulnya masih cukup, tetapi ada masalah distribusi karena jarak dari pusat produksi ke fasilitas kesehatan di Pilau Sumbawa dan ketersediaan tabung oksigen,” jelasnya.

Tapi pihaknya tidak tinggal diam. Tim pasokan oksigen Provinsi dan pusat secara marathon mengupayakan agar tidak terjadi kekosongan oksigen di NTB. “Mohon doa dan dukungannya,” harap Eka.

Penjelasan Eka direspon anggota WAG lainnya, membenarkan situasi yang sama. Eka pun mengungkap sisi yang lebih buruk dari situasi tersebut. Bahkan, katanya, dalam satu bulan terakhir ini kebutuhan oksigen meningkat empat kali lipat.

“Itu yang saya rasakan di lapangan. Di Dompu, (Rumah Sakit) bisa memproduksi oksigen sendiri, tapi masih dalam jumlah sangat terbatas, ini mungkin bisa ditingkatkan produksinya agar bisa membantu mensuplai wilayah di sekitar,” harap dia. Dilontarkannya ide, situasi ini perlu dipikirkan oleh “tim kecil” yang rencananya akan dibentuk di tiap kabupaten dan kota. (red-01)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI