Kemarau tapi hujan deras, BMKG jelaskan anomali cuaca di NTB

Ilustrasi. (Poto Pixabay)

kicknews.today – Meskipun secara kalender iklim wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah resmi memasuki musim kemarau sejak akhir Juni 2025, sejumlah wilayah di provinsi ini justru diguyur hujan deras dalam beberapa hari terakhir.

 

Kondisi ini pun memicu kebingungan masyarakat dan menjadi perhatian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

 

Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi NTB, Bastian Andarino menjelaskan bahwa hujan yang terjadi di tengah musim kemarau ini disebabkan oleh gangguan atmosfer yang memicu anomali iklim, khususnya suhu muka laut yang tidak normal.

 

“Kondisi iklim di NTB saat ini memang berada pada musim kemarau. Namun, terdapat anomali suhu muka laut di sekitar wilayah perairan NTB yang bernilai positif, artinya lebih hangat dari biasanya. Ini menyebabkan peningkatan suplai uap air yang membentuk awan hujan,” ujar Bastian saat dikonfirmasi, Rabu (09/07/2025).

 

Tak hanya itu, lanjutnya, kondisi angin di lapisan atas wilayah NTB juga mengalami perlambatan signifikan, sehingga memicu pertumbuhan awan secara lebih intens.

 

“Terdapat gangguan pada atmosfer bagian atas NTB berupa gelombang atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Low Frequency, yang memicu terbentuknya hujan lokal dengan sifat sporadis,” jelasnya.

 

Bastian menambahkan, kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung selama sepekan ke depan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih akan terjadi, khususnya di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, hingga Lombok Timur.

 

BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi hujan lebat yang bisa menimbulkan genangan air hingga banjir lokal. Seperti yang terjadi di Kota Mataram, Minggu sore (06/07), yang diguyur hujan deras hingga menyebabkan beberapa titik mengalami banjir mendadak.

 

“Informasi peringatan dini hujan lebat sudah kami sampaikan. Khusus kejadian hari ini, peringatan dikeluarkan sejak pukul 13.30 WITA dan terus kami update secara berkala,” imbuhnya.

 

Fenomena ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, meskipun musim kemarau telah berlangsung. Aktivitas pertanian, pekerjaan luar ruang, hingga persiapan drainase perkotaan perlu menjadi perhatian khusus.

 

BMKG mengimbau masyarakat agar terus memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi dan tidak mengabaikan potensi hujan lokal di tengah musim kemarau, karena anomali iklim global saat ini membuat pola cuaca semakin tidak menentu.

 

Meski kemarau telah tiba secara teknis, NTB saat ini berada dalam tekanan cuaca yang tidak biasa akibat gangguan atmosfer dan pemanasan suhu laut. Hujan lokal dan sporadis masih mungkin terjadi dalam waktu dekat, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap dampaknya. (gii-bii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI