Kemarau merata di NTB, BMKG ingatkan waspadai kekeringan

kicknews.today – Sejumlah daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) memasuki level siaga dan waspada bencana kekeringan. BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyebutkan wilayah dengan status level siaga yakni, Kecamatan Suela dan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan status waspada  yaitu Kecamatan Sambelia dan Terara Kabupaten Lombok Timur serta Kecamatan Bolo, Madapangga, Lambu dan Sape Kabupaten Bima dan  Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa.

Prakirawan BMKG NTB, Yuhanna Maurits menyebutkan, terdapat dua daerah yang memasuki level siaga dan waspada kekeringan. Yakni, sebagian wilayah di Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Bima dan Sumbawa.

Meski demikian, di periode musim kemarau ini masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrim seperti hujan lebat dan angin kencang, mengingat masih adanya peluang hujan dengan kategori menengah. Masyarakat di NTB dapat memanfaatkan peluang adanya hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi musim kemarau yang akan datang.

“Terutama bagi masyarakat di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan,” kata Yuhanna, Minggu (21/5).

Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Mei 2023  umumnya dalam kategori rendah (0 – 50 mm/das) yang terjadi hampir di seluruh wilayah NTB, kecuali wilayah Batukliang Utara, Lombok Tengah yang mengalami hujan dengan kategori Menengah (101 – 150 mm/das). Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 107 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian II Mei 2023 di wilayah NTB didominasi kategori Bawah Normal (BN), meskipun masih terdapat sebagian wilayah yang memiliki kategori sifat hujan Normal (N) dan Atas Normal (AN).

Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori Pendek (6 – 10 hari) hingga masih ada hujan pada saat updating data. HTH terpanjang tercatat di pos hujan Perigi Kabupaten Lombok Timur selama 45 hari (kategori sangat panjang).

Kondisi Dinamika Atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO masih berada pada kondisi Netral (indeks ENSO : 0.33) yang sudah berlangsung selama enam dasarian terakhir. BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi kondisi ENSO Netral dan ada peluang El-Nino pada semester II 2023. Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD netral (-0.29), diprakirakan kondisi IOD akan menuju kondisi IOD Positif setidaknya hingga akhir tahun 2023. Aliran massa udara wilayah Indonesia umumnya didominasi angin timuran. Kondisi angin timuran diprakirakan mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei 2023.

“Anomali suhu muka laut di wilayah perairan  Indonesia umumnya menunjukkan kondisi lebih hangat (0.25°C). Anomali suhu muka laut Indonesia pada Juni mendatang diprakirakan akan didominasi kondisi netral hingga hangat,” jelasnya.

Pada dasarian III Mei 2023 (21 – 31 Mei 2023) diprakirakan curah hujan <20 mm/dasarian akan mendominasi wilayah NTB dengan probabilitas >90%. Peluang Curah Hujan dengan intensitas 50 – 100 mm/dasarian merata di seluruh wilayah NTB dengan peluang <10%. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI