kicknews.today – Luka mendalam masih dirasakan oleh keluarga Nurminah, pegawai Sate Hajat yang ditemukan tewas di perumahan wilayah Perampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, yang dicor di dalam sumur.
Pihak keluarga pun meminta pelaku yang diketahui bernama Imam Hidayat agar dihukum mati.

“Pelaku harus mendapatkan hukuman mati. Itu lah yang pantas. Kalau lebih ringan kami tidak akan pernah menerima. Yang jelas hukuman (mati) ini pantas didapatkan pelaku,” tegas Keluarga korban, Ahmad Ridwan saat di konfirmasi
Ridwan menjelaskan, Imam Hidayat memiliki hubungan (berpacaran) dengan Nurminah sejak tiga tahun lalu. Ia menyebut, pelaku kerap melakukan kekerasan fisik kepada korban.
Imam bahkan beberapa kali sering mengancam akan menghabisi nyawa perempuan usia 27 tahun tersebut. Hal itu terungkap dari status media sosial, WhatsApp maupun Facebook korban.
“Karena (pelaku) yang memegang akun FB (Facebook) korban. Sebenarnya mau menikah, cuman tunggu anaknya lulus SD dulu,” ujarnya.
Setelah membunuh Nurminah, pelaku menguasai handphone-nya. Ia kemudian mengirim pesan kepada keluarga korban dengan seolah-olah mengaku sebagai Nurminah.
“SMS sudah diskenariokan dengan narasinya (pelaku) sendiri,” ujar Ridwan.
Pelaku mengirim pesan tersebut menggunakan Bahasa Sasak.
“Sudir badak an sekali inak amak aok maaf aku bilin ye tedok-tedok merantau jok Singapur lelah ku belakok ndek beng aku lalo. Onek aku leka jam 8 jadu kapal laut lek Gili Mas udir kancek 5 dengan lalo wah 2 bulan aku urus surat2 ne tedok2 udir ndek arak dengan naok. Gaji lek te ndekku cukup bae semenu dateng semenu bis. Aku kontrak arak 2 thn doang lek te bau perpanjang bau ndk. Endeng Tulung tipnan imam aok badak an aku sekali maaf belek2 motor ne AQ jual telang kadu ongkos lalo pire kali imam nlpn ndekku angkat2 udir ndek ku semel lemak AQ gentik kepeng imam udir lamun wah gajiku kumpul”.
Artinya, “Sudir, (keluarga korban) tolong kabari ibu dan bapak, saya diam-diam merantau ke Singapura. Saya sudah berangkat pukul 08.00 Wita menggunakan Kapal Laut di Gili Mas (Lombok Barat) bersama lima orang. Gaji saya di sini tidak cukup. Saya berkontrak dua tahun, bisa diperpanjang, bisa tidak. Tolong hubungi Imam, berita tahu dia saya sudah menjual motornya dan saya jadikan ongkos untuk pergi. Berapa kali saya ditelpon tapi saya tidak angkat. Besok saya ganti uangnya setelah gaji terkumpul.
Peristiwa ini membuat keluarga korban geram dan meminta pelaku agar mendapatkan hukuman yang setimpal alias hukum mati.
Sebagai informasi, warga Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, heboh dengan penemuan jenazah Nurminah pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Sebelumnya kakak korban, Sarinah, lebih dulu melapor ke Polsek Gerung pada 12 Agustus 2025. Ia menyampaikan adiknya menghilang secara misterius. Nurminah terakhir terlihat meninggalkan rumah di Desa Beleka menggunakan sepeda motor Honda Beat, pada 10 Agustus 2025 sekitar pukul 08.00 Wita tanpa memberi kabar. (wii)