Kasus pembunuhan bersaudara di Lombok Barat, polisi sebut anak korban alami trauma

kicknews.today – Satreskrim Polres Lombok Barat telah memeriksa sekitar 3 orang saksi atas peristiwa berdarah kasus duel bersaudara di Kecamatan Kediri, Senin (20/2). Pada kasus tersebut, kakak dari pelaku meninggal dunia lantaran mendapat luka tusuk yang serius di bagian leher.

“Baru tiga saksi sudah kita lakukan pemeriksaan, anak dan istri korban serta Kepala Dusunya,” kata Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, Iptu I Made Dharma saat dikonfirmasi, Jumat (24/2).

Selain itu, pihaknya akan segera melakukan pemanggilan terhadap tiga saksi lain. Seperti saudara kandung dari pelaku dan korban, serta anak dan istri pelaku.

Dharma menegaskan walaupun pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka namun belum dibawa ke Polres untuk penyelidikan lebih lanjut. Karena yang bersangkutan masih menjalani perawatan operasi di rumah sakit. Yang jelas, pihak kepolisian tetap memantau perkembangan kondisi terduga pelaku.

“Kita masih mengumpulkan keterangan saksi, setelah pelaku sembuh kita akan periksa dan gelar perkara,” tegasnya.

Saat dimintai keterangan terkait dugaan keterlibatan anak terduga pelaku dan istrinya dalam pembunuhan itu, Dharma mengaku masih mendalaminya. Termasuk mencari obeng yang diduga digunakan untuk menusuk korban. Karena saat olah TKP obeng itu ternyata tak ditemukan petugas.

“Dugaannya selepas kejadian itu terduga pelaku yang mengamankan obeng yang dipakai, itu kita pastikan saat pemeriksaan nanti,” jelas Dharma.

Dari keterangan yang diperoleh pihaknya dari istri korban, saat perkelahian itu pihak keluarga sempat melerai dan memisahkan korban dan terduga pelaku. Namun terduga pelaku justeru mengejar korban dan memukulnya dengan kayu.

Saat ini, kayu yang berlumuran darah yang ditemukan di lokasi kejadian tersebut telah diamankan polisi sebagai barang bukti. Akibat peristiwa berdarah itu, kini anak korban dinyatakan mengalami trauma. Karena menyaksikan secara langsung bagaimana sang ayah ditusuk oleh terduga pelaku yang merupakan pamannya sendiri.

“Kita terus memantau kondisi anak korban itu,” pungkasnya. Untuk itu, upaya memberikan trauma healing dan monitoring kepada anak korban terus dilakukan pihaknya, guna dapat membantu mengembalikan kondisi psikologis anak yang masih berusia 15 tahun tersebut. (ys)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI