kicknews.today – Beredar di media sosial tepatnya Facebook foto seorang anak SD yang narasinya tertulis meninggal akibat tindakan kekerasan oleh teman sesama siswanya. Atas postingan tersebut muncul beragam tanggapan dari netizen dan bahkan isu tersebut semakin liar.
Menanggapi hal tersebut dan atas permintaan kedua orang tua korban yang ada di unggahan Facebook, unit PPA Polresta Mataram melaksanakan Pengumpulan bahan dan Keterangan (Pulbaket) perihal adanya seorang siswa SD di Mataram yang meninggal dunia. Pulbaket dilakukan dengan mengunjungi SD tempat korban dan RSUD Kota Mataram, Selasa (10/10).

Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama SE SIK MH mengatakan pihaknya sudah menginterogasi para saksi seperti orang tua korban. Mereka menceritakan kejadian tersebut terjadi pada 9 Oktober 2023 dimana orang tua korban dihubungi oleh pihak sekolah memberitahukan bahwa anaknya pingsan di sekolah dan telah dibawah ke Puskesmas Karang Taliwang.
โOleh petugas puskesmas setelah didiagnosa awal merasa tidak bisa ditangani di Puskesmas, sehingga memberikan rujukan ke RSUD Kota Mataram,โ kata Kasat.
Berdasarkan hasil CT-Scan korban mengalami penyempitan peredaran darah di bagian otak dan berdasarkan keterangan petugas RSUD Kota Mataram akan dilakukan operasi. Jadwal operasi bahkan telah direncanakan akan dilakukan pukul 20.30 Wita, akan tetapi Korban meninggal dunia pukul 17.00 Wita sebelum tindakan operasi dilakukan hari itu juga.
“Dari pihak RSUD Kota Mataram, korban meninggal karena penyempitan pembuluh darah di bagian otak. Kemudian dijelaskan pula oleh petugas rumah sakit bahwa tanda-tanda kekerasan fisik tidak ditemui di bagian tubuh anak SD tersebut,” jelas Yogi menjelaskan keterangan yang diterima dari kedua orang tua korban.
Kedua orang tuanya sudah mengikhlaskan kepergian buah hatinya. Hanya saja lanjut Yogi ini, kedua orang tua merasa sangat kecewa dengan informasi yang beredar di FB tersebut yang menyebutkan korban meninggal karena dikeroyok temannya. Bahkan mereka meminta kepada Kepolisian untuk mencari pemilik akun dan meminta untuk segera dihapuskan.
“Jadi jelas korban meninggal bukan karena kekerasan dari temannya seperti yang ada di postingan FB, tetapi karena ada penyempitan pembuluh darah di otak,” tegas Yogi.
Yogi Pun pada kesempatan tersebut menjelaskan bahwa sudah mengidentifikasi pemilik akun Facebook tersebut dan telah diperiksa. Dari keterangannya pemilik akun tersebut tidak melihat langsung apa kejadian tersebut. Apa yang diposting tersebut atas info yang diterima dari salah satu keluarganya.
“Jadi jelas bahwa postingan FB tentang anak SD meninggal dikeroyok tersebut adalah tidak benar alias Hoax,” tegas Yogi.
Ia berharap masyarakat kota Mataram pada khususnya agar mengecek dulu informasi yang diterima. Cegah postingan informasi yang tidak jelas diketahui agar tidak membuat masyarakat bingung sehingga menimbulkan keresahan dan pada akhirnya mengganggu Kamtibmas. (jr)