Harga anjlok, budidaya bawang putih di Bima gagal berkembang 

kicknews.today – Budidaya bawang putih di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima gagal berkembang. Selain minimnya intervensi pemerintah, anjloknya harga juga jadi penyebab komoditas bawang putih kurang diminati.

Sekretaris Desa Kombo Kecamatan Wawo, Jeni Rahmat mengatakan, budidaya bawang putih awalnya cukup berkembang pada tahun 2019. Bahkan jumlah petani terus bertambah. Namun, antusias petani berkurang di tahun berikutnya karena harga anjlok.

“Harga bawang putih pada panen pertama mencapai Rp20 sampai Rp25 ribu per kilogram. Sementara panen kedua harganya anjlok hingga Rp2 ribu per kilogram. Semenjak itu, petani berhenti tanam bawang putih,” ungkap Jenis, Selasa (13/6).

Budidaya bawang putih kata dia, hanya diminati setahun. Mulai tahun 2020, para petani beralih tanam bawang merah.

“Petani bawang putih dulu sekarang sudah beralih tanam bawang merah. Kualitasnya bawang merah juga bagus meski di dataran tinggi,” katanya.

Tanam bawang merah di Wawo kata dia, memang tidak semua petani bisa menjangkau. Di Kecamatan Wawo, hanya ada dua desa yang tanam bawang merah, yakni Riamau dan Kombo. Selain harga bibit bawang merah cukup tinggi mencapai Rp5,5 juta per 100 kilogram, juga harus didukung dengan sistem pengairan yang baik.

“Kalau di Combo, kebanyakan lokasi tanam bawang merah di area bantaran sungai,” katanya.

Sementara Kepala UPT Pertanian Wawo, Iwan Purnama SP mengatakan, budidaya bawang putih di sejumlah desa di Wawo sudah lama hilang. Awalnya, budidaya bawang putih kata dia, cukup diminati oleh petani.

“Awal saya menjabat KUPT dua tahun lalu, memang sudah tidak ada petani yang tanam bawang putih. Memang ada program dari pemerintah, tapi gagal berkembang,” katanya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI