kicknews.today – Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Moh. Faozal mengungkapkan kondisi memprihatinkan terkait penerangan jalan umum (PJU) di wilayah Pulau Lombok.
Dari total 3.824 tiang PJU yang terpasang, hanya sekitar 30 persen yang masih berfungsi dengan baik.

“Jumlah PJU di Lombok ini sekarang 3.824 tiang, yang nyala itu hanya 30 persen dengan berbagai masalah,” ungkapnya.
Minimnya jumlah PJU yang berfungsi ini dikhawatirkan mengganggu aktivitas masyarakat di malam hari, serta meningkatkan risiko kecelakaan dan tindak kriminalitas akibat jalanan yang gelap.
Faozal menilai kondisi ini sebagai persoalan serius yang perlu segera ditangani secara sistematis. Salah satu penyebab utama matinya sebagian besar PJU adalah pencurian perangkat, terutama kabel.
“Perangkatnya yang diambil (dicuri), kabelnya banyak yang sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Aksi pencurian ini disebut sebagai masalah klasik yang belum teratasi, dan turut memperparah kondisi penerangan di jalan raya.
Menurutnya, pencurian perangkat PJU tak hanya menyebabkan kerusakan teknis, tetapi juga menambah beban anggaran pemerintah untuk pemeliharaan dan perbaikan. Ia menilai masalah ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga fasilitas publik.
Sebagai langkah awal penanganan, Dinas Perhubungan NTB saat ini tengah merancang strategi pemulihan yang dimulai dengan pemetaan kawasan yang mengalami kekurangan atau kerusakan PJU.
“Segera kita petakan,” tegasnya.
Pemetaan ini bertujuan untuk menentukan prioritas penanganan dan memudahkan proses perbaikan serta penambahan PJU agar lebih terstruktur dan efisien. Ia juga menekankan bahwa ketersediaan penerangan jalan menjadi prioritas pemerintah daerah, mengingat peran vitalnya dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut menjaga dan merawat fasilitas PJU yang ada agar kasus pencurian bisa ditekan, serta keberadaan PJU di Lombok dapat kembali optimal.
“Penerangan jalan itu bukan hanya soal lampu yang menyala, tapi soal keselamatan dan rasa aman bagi masyarakat. Kita semua harus punya tanggung jawab bersama,” tutupnya. (gii-bii)