Gunung Sangeang Api Bima semburkan lava pijar

Gunung Sangeang Api teramati Sabtu pagi 22 November 2025.

kicknews.today – Gunung Sangeang Api yang berada di Kecamatan Wera Kabupaten Bima menyemburkan lava pijar dan awan panas, Sabtu pagi (22/11/2025). Tinggi kolom letusan Sangeang Api kali ini teramati ratusan meter di atas puncak.
 
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda mengatakan, dari lapora Pos PGA Sangeang Api, bahwa Gunung Sangeang Api mengalami peningkatan aktivitas sesmik dan secara visual terlihat guguran lava pijar dan hembusan asap di lokasi baru bagian barat gunung. 
 
”Peningkatan statusnya ke waspada akan segera kami rilis pagi ini,” kata Nurul Huda, Sabtu pagi ini. 

Untuk peningkatan secara sesmik lanjut dia, sudah mulai terlihat sejak pertengahan bulan Oktober 2025. Kemudian secara visual selalu muncul asap kawah.
 
”Dan pagi ini kami memantau bahwa terlihat guguran lava pijar dari puncak gunung api. Saat ini juga sudah ada bukaan kawah baru dari runtuhan tebing barat Sangeang Api,” jelasnya.
 
Nurul Huda mengaku sudah menginstruksikan camat hingga kepala desa di kawasan Gunung Sangeang agar tetap waspada. Masyarakat juga diminta tidak panik dan tetap waspada.
 
”Kami masih menunggu instruksi Kementerian ESDM terkait status gunung hingga langkah-langkah yang harus dilakukan,” pungkasnya.
 
Warga Desa Sangiang, Saifullah membenarkan kejadian itu. Sejak Kamis pagi sekitar pukul 05.00 Wita terjadi gempa tremor kemudian disusul semburan awan panas.

”Setelah matahari terbit semburan awan panas itu tidak terlihat karena tertutup awan,” katanya.

Situasi di masyarakat saat ini masih aman, tidak ada kepanikan. Warga masih beraktivitas seperti biasanya.
 
”Saya sudah hubungi warga yang berada di kaki Gunung Sangeang. Karena hampir 75 persen warga Desa Sangiang berladang di sana. Situasi di sana masih aman,” katanya.
 
Peristiwa seperti ini kata dia, sudah biasa dialami warga Sangiang. Mereka biasanya akan meninggalkan Sangeang ketika muncul tanda-tanda seperti burung berterbangan, ternak gelisah dan mengaung.

”Entah itu mitos atau fakta, tapi itu sudah menjadi kepercayaan kami di Sangiang sejak dulu. Meski demikian, kami tetap waspada dan tentunya tetap mengikuti jika ada instruksi dari pemerintah,” pungkasnya. (jr) 
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI