Kicknews.today – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa ekowisata hiu paus di Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa yang berada di kawasan Samota (akronim dari Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora) merupakan destinasi wisata langka kelas dunia yang harus dikembangkan secara serius oleh pemerintah.
Menurut Gubernur Iqbal, objek wisata hiu paus di Teluk Saleh adalah aset pariwisata yang sangat unik dan tidak dimiliki daerah lain. Karena itu, pengelolaannya harus maksimal agar bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar.

“Objek wisata ini langka dan berbeda. Maka harus dikelola serius agar memberikan pendapatan bagi masyarakat. Potensinya besar untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia,” tegas Miq Iqbal, Kamis (17/04/2025).
Ia bahkan mendorong agar tarif masuk ke kawasan wisata hiu paus dibuat lebih tinggi dibandingkan objek wisata biasa. Gubernur mencontohkan wisata balon udara di Cappadocia, Turki, yang meskipun bertarif sekitar Rp 4 juta per orang, tetap ramai dikunjungi dan bahkan antrean bisa sampai berhari-hari.
“Kita jangan takut menjual mahal Teluk Saleh, karena ini barang langka. Jangan sampai barang langka dijual murah. Kita ingin wisata berkualitas (quality tourism),” tambahnya.
Untuk menunjang hal tersebut, ia menyarankan agar kawasan konservasi hiu paus di Teluk Saleh dilengkapi dengan fasilitas berstandar internasional, seperti museum khusus dan penginapan premium yang dijual dengan harga kompetitif.
Namun, pengembangan kawasan tetap harus berlandaskan pada prinsip-prinsip ekologi. Gubernur Iqbal mengingatkan agar keuntungan dari sektor pariwisata juga diarahkan untuk mendukung upaya konservasi dan mencegah timbulnya limbah ekologis.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim, ST., M.Si., menyatakan dukungan penuh terhadap visi Gubernur. Salah satu wujud konkret komitmen tersebut adalah penyusunan dokumen awal Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Hiu Paus di Teluk Saleh, yang saat ini sedang difinalisasi dalam kegiatan yang berlangsung di Hotel Aston Inn, Mataram.
“Ini bagian dari upaya kita menjadikan Teluk Saleh sebagai destinasi wisata berkelas dunia yang berkelanjutan,” ujar Muslim.
Dengan komitmen bersama antara pemerintah provinsi dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan Teluk Saleh bisa menjadi ikon pariwisata laut NTB yang mendunia, sekaligus model pengelolaan wisata berbasis konservasi. (wn-bii)