kicknews.today – Gempa besar berkekuatan M 6,6 dengan episentrum di barat laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 632 kilometer pada pukul 17.58 Wita sesaat sebelum waktu berbuka puasa untuk wilayah Lombok dan Sumbawa dengan durasi gempa cukup lama membuat orang mengira mereka merasa oleng dan pusing karena sedang lapar.
Getaran yang terjadi cukup lama itu membuat warga di Mataram panik dan lari ke luar rumah. Namun sebagian tidak menyadari hal tersebut.

“Saya pikir karena lapar makanya terasa oleng dan sedikit pusing bergoyang-goyang,” kata Yayuk, seorang warga di Mataram saat diwawancarai, Jumat (15/4).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Menurut ilmu kesehatan, ketika tubuh merasa lapar, kadar gula darah turun karena kurangnya asupan makanan yang cukup. Gula darah yang rendah dapat menyebabkan terjadinya pusing, lelah, dan sulit berkonsentrasi. Proses ini dapat menyebabkan produksi keton dalam tubuh, yang dapat menyebabkan terjadinya gejala lain seperti mual, sakit kepala, dan lelah.
Hal inilah yang kemudian membuat orang banyak yang tidak menyadari kalau gempa sedang terjadi dan menganggap perasaan bergoyang dan oleng itu adalah fenomena wajar karena lapar saat berpuasa. (red.)