kicknews.today – Puluhan mahasiswa Forum Mahasiswa Mataram-Malang menggelar aksi tanam ratusan bibit pohon dan clean up di Coban Putri, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (25/6). Aksi penghijauan itu dilakukan untuk mengembalikan fungsi hutan yang kian gundul.
Ketua Forum Mahasiswa Mataram Rian Arby Hidayat mengatakan, dampak perubahan iklim terus meluas hingga ke seantero permukaan Bumi saat ini. Tantangan masyarakat terutama yang bermukim di perkotaan kian besar dengan kompleksitas pola konsumsi yang menghasilkan emisi karbon. Apabila persoalan konsumsi ini dapat ditekan, emisi karbon dapat ditekan hingga dua kali lebih rendah pada 2050 nanti.

“Saat ini, bumi sudah mengalami pemanasan global akibat banyaknya gas karbon dioksida (CO2) di udara. Dampaknya tentu buruk bagi lingkungan seperti gelombang panas, tenggelamnya pulau-pulau kecil, cuaca ekstrem hingga krisis air bersih,” ujar Arby, Minggu (25/6).
Seiring dengan persoalan tersebut, Forum Mahasiswa Mataram-Malang memilih langkah yang efektif dalam menyelamatkan bumi yang bertepatan dengan momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada Juni 2023. Kegiatan ini mengangkat tema “Aksi FMM Untuk Bumi Hijau” melibatkan seluruh anggota FMM.
Menurutnya, kata menyelamatkan bumi harus diartikan sebagai sesuatu yang patut untuk dijaga, dilestarikan, dan sesuatu yang sangat berharga seperti harta kekayaan. Menanam pohon merupakan momentum agar manusia sadar dan ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
“Ingat, kelestarian lingkungan akan menjamin kehidupan manusia sehingga menjadi lebih nyaman dan damai. Tidak hanya untuk saat ini, tapi juga kehidupan generasi yang akan datang,” tegas Arby.
Hal senada juga disampaikan Bilal Muhammad Taufan, selaku Ketua Pelaksana Penanaman Pohon. Dia mengaku kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dari Forum Mahasiswa Mataram-Malang terhadap lingkungan di Kota Batu. Mengingat sebelumnya telah terjadi bencana banjir di Kota Malang yang disebabkan hutan gundul.
“Cara utama yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi adalah dengan mengontrol aktivitas sehari-hari kita yang menghasilkan emisi karbon. Selain itu, kita juga bisa menanam pohon yang membantu pertukaran gas karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2),” katanya.
Pohon kata dia, memang efektif untuk mengurangi karbon dioksida di udara. Seperti pohon bakau yang mampu mengurangi 20 kg CO2e. Begitu juga dengan pohon agroforestri dimana setiap pohonnya berpotensi dapat mengurangi 59 kg CO2e.
“Kami harap dengan kegiatan ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekosistem di hutan. Semoga hal ini dapat dirasakan oleh generasi selanjutnya,” kata Bilal. (jr)