TajukRedaksi-kicknews.today – Ada yang tak biasa di Teluk Ekas pekan ini. Seorang bupati turun langsung ke laut, marah-marah, menunjuk-nunjuk boatman, dan memulangkan turis dari tengah ombak. Sekilas seperti potret penguasa yang kehilangan kendali. Tapi bila dilihat lebih dalam, kemarahan itu adalah gejala dari sesuatu yang lebih besar, ketimpangan sistemik dalam tata kelola pariwisata pesisir.
Lombok Timur selama ini adalah tuan rumah yang hanya kebagian sisa. Jalan ke Ekas rusak, lampu jalan minim, dan pelaku wisata ekas berjuang tanpa perlindungan nyata. Sementara tamu datang lewat jalur-jalur elitis: dibawa pemandu dari kabupaten tetangga, menginap di tempat lain, lalu memanen ombak Ekas tanpa menyisakan apa-apa bagi masyarakat setempat.

Bukan hanya pelaku wisata. Nelayan di Teluk Ekas pun ikut terhimpit. Laut yang dulu jadi ruang hidup kini jadi medan kompetisi antara wisata, regulasi, dan status kuasa. Tak banyak yang tahu, nelayan kecil sering kali harus berbagi ruang dengan kapal-kapal wisata yang hilir-mudik tanpa koordinasi. Suara mereka tenggelam di antara debat penguasa dan pengusaha.
Maka marahnya Bupati Haerul Warisin, yang belakangan dijuluki “Bupati Iron,” bukan tanpa sebab. Tapi cara ia menyuarakannya dengan membentak dan mengusir wisatawan, jelas bukan solusi. Sebab ini bukan soal siapa yang lebih berkuasa, tapi siapa yang lebih siap membuka ruang dialog.
Di sinilah kita butuh kepemimpinan yang bukan hanya berani bicara keras, tapi juga mampu mengatur ulang sistem tata ruang laut secara adil dan kolaboratif. Teluk Ekas bukan milik satu kabupaten, tapi bagian dari tubuh pulau yang utuh. Zona pesisir tak bisa lagi jadi ladang rebutan antardaerah tanpa kejelasan regulasi.
Pemerintah Provinsi NTB harus segera turun tangan. Tidak cukup jadi penonton yang hanya menenangkan suasana. Mediasi harus dibuka, regulasi harus dirancang, dan masyarakat lokal harus jadi bagian utama, bukan hanya saksi diam di pinggir ombak.
Pariwisata bahari tidak boleh tumbuh di atas kemarahan dan ketimpangan. Kalau tidak ingin nelayan marah, beri mereka suara. Kalau tidak ingin turis diusir, pastikan mereka datang lewat sistem yang adil bagi semua.
kicknews.today berdiri untuk berpihak pada nalar publik. Bukan membela kekuasaan, tapi juga tidak buta pada keresahan akar rumput.