kiclnews.today – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) telah merilis Calendar of Events Pariwisata 2025, yang mencakup 58 acara unggulan sepanjang tahun. Event-event ini diharapkan menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Namun, Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran menimbulkan kekhawatiran akan kelangsungan berbagai agenda pariwisata tersebut.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Maladi, memastikan bahwa sebagian besar event dalam kalender tersebut tidak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) NTB 2025, melainkan dikelola oleh sejumlah event organizer (EO) yang mengandalkan pendanaan mandiri dan sponsor.
”Sebagian besar event memang tidak tercantum dalam APBD, jadi efisiensi anggaran tidak terlalu berdampak secara langsung. Namun, EO harus pintar dalam mencari sponsor agar event tetap berjalan,” ujarnya.
Jamaluddin menekankan bahwa event-event ini harus tetap berjalan agar selaras dengan misi pemerintahan Iqbal-Dinda, yang menargetkan NTB sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.
Ia yakin, jika sektor pariwisata terus didorong, maka industri lain seperti UMKM, perhotelan, dan transportasi juga akan ikut terdampak positif.
Selain itu, NTB juga menargetkan Malaysia sebagai pasar utama pariwisata, mengingat adanya tiga penerbangan langsung Malaysia-Lombok.
Ke depan, Jamaluddin berharap akan ada penerbangan langsung dari Timur Tengah ke NTB, sehingga lebih banyak wisatawan internasional bisa berkunjung.
”Untuk sekarang, kita harus memaksimalkan yang ada dulu, terutama negara-negara yang punya penerbangan langsung ke NTB. Tapi, ke depannya, kami ingin membuka akses ke pasar Timur Tengah,” tambahnya.
Dengan efisiensi anggaran yang sedang diterapkan, tantangan besar bagi NTB adalah bagaimana menjaga eksistensi event-event ini tetap berjalan tanpa bergantung pada APBD.
Kreativitas dalam menggandeng sponsor dan memanfaatkan peluang pariwisata akan menjadi kunci agar NTB tetap menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. (gii)