kicknews.today – Upaya memperkuat dukungan bagi anak dengan Down Syndrome di Lombok memasuki babak baru. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang NTB bersama Yayasan Lombok Care dan komunitas orang tua resmi meluncurkan Komunitas Sahabat Bermain Down Syndrome Lombok. Program ini dirangkaikan dengan edukasi kesehatan dan pemeriksaan menyeluruh bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Sekretaris IDAI NTB, dr. Titi Pambudi Karuniawati, SpA(K) mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kolaborasi perdana yang mencakup tiga agenda besar: edukasi, pemeriksaan kesehatan, dan pembentukan komunitas.

“Kami ingin hadir bukan hanya secara medis, tapi juga sebagai pendamping jangka panjang bagi anak dan orang tua. Anak berkebutuhan khusus, termasuk Down Syndrome, sering menghadapi masalah gizi di usia dini dan tantangan emosi serta seksual di usia remaja. Jadi kami memberikan sesi edukasi menyeluruh, pemeriksaan kesehatan lengkap hingga dukungan lab dan obat-obatan,” ungkapnya, Minggu (09/11/2025).
Selain melibatkan dokter spesialis anak, kegiatan ini turut didukung laboratorium Prodia. Orang tua dari komunitas Down Syndrome Yogyakarta yang juga seorang dokter turut hadir untuk berbagi pengalaman.
“Selama ini banyak orang tua berjuang sendiri. Dengan komunitas ini, mereka akan saling menopang, berbagi pengalaman, serta mendapat dukungan psikologis dan informasi sebelum ke tenaga kesehatan. Pendampingan ini seumur hidup, jadi wadah ini sangat penting,” kata dr. Titi.
Ketua IDAI NTB, dr. Yudhi Kurniawan, SpA(K), menegaskan bahwa pembentukan komunitas ini menjadi langkah besar untuk memastikan layanan bagi anak Down Syndrome lebih terarah.
“Setiap tahun kami akan mengangkat tema berbeda untuk anak berkebutuhan khusus. Hari ini fokus Down Syndrome, tahun depan bisa tema lainnya. Dengan komunitas ini, orang tua tidak bingung lagi harus bertanya ke mana. Ada dokter, perawat, dan tenaga medis yang mendampingi,” jelasnya.
IDAI NTB memperkirakan sekitar 200 anak Down Syndrome lahir di NTB setiap tahunnya, sehingga pendampingan jangka panjang mutlak dibutuhkan.
“Anak Down Syndrome punya harapan berkembang. Jangan menyerah. Dengan stimulasi dan penanganan yang tepat, mereka dapat tumbuh optimal,” tegas dr. Yudi.
Ketua Yayasan Lombok Care, Apip Sutardi, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Ini sangat bermanfaat. Banyak anak disabilitas yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan dan dukungan psikologis. Apalagi di NTB, di pelosok masih banyak PR. Kami merasa sangat terbantu dan berharap ini terus dilakukan,” ujarnya.
Ke depan, kata Apip, kegiatan komunitas ini akan meliputi sesi berbagi, edukasi, dan pendampingan rutin baik bagi anak maupun orang tua, sehingga tidak ada lagi keluarga yang merasa berjuang sendirian. (gii)


