kicknews.today – Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan resmi menggelar Festival Literasi Cilinaya 2025 sebagai langkah strategis mendorong minat baca dan menulis di tengah masyarakat, khususnya generasi muda. Festival ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan indeks literasi serta penguatan Sumber Daya Human (SDM) di daerah.
Penjabat Sekda KLU, Sahabudin, menyampaikan bahwa penyelenggaraan festival ini tidak hanya sebatas seremoni tahunan, melainkan bentuk aksi nyata pemerintah dalam menggerakkan budaya literasi. Menurutnya, rendahnya tingkat literasi menjadi tantangan yang harus disikapi secara serius dan berkelanjutan.

“Festival literasi merupakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan budaya minat baca masyarakat KLU, serta bagian dari upaya membangun indeks literasi masyarakat secara berkelanjutan,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).
Lebih jauh, Sahabudin menekankan bahwa pemahaman literasi kini tidak terbatas pada kemampuan membaca dan menulis semata. Di era digital, masyarakat membutuhkan kemampuan literasi informasi, literasi media, hingga kemampuan berpikir kritis dalam menyikapi perkembangan teknologi.
“Literasi tidak hanya sebatas membaca teori, tetapi dengan memahami literasi kita bisa melakukan aksi nyata yang memberi kemaslahatan bagi masyarakat,” tegasnya.
Sahabudin juga memberikan apresiasi kepada para penulis dan pegiat literasi asal Lombok Utara yang terus menghasilkan karya. Ia menyebut, banyaknya karya tulis menjadi salah satu indikator kemajuan kualitas SDM di daerah.
“Karya yang dihasilkan adalah bukti nyata dari literasi itu sendiri. Ke depan, kita harapkan muncul generasi penerus yang mampu memanfaatkan teknologi digital untuk membangun KLU,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan KLU, Rusdianto menjelaskan bahwa Festival Cilinaya 2025 berlangsung selama tiga hari dengan beragam agenda kegiatan. Sebelumnya, panitia telah menggelar bimbingan teknis literasi informasi, membaca nyaring, lomba perpustakaan desa, hingga lomba video konten literasi.
“Tujuan utama festival ini adalah mempromosikan perpustakaan sekaligus mengembangkan budaya baca dan literasi masyarakat KLU,” paparnya.
Rusdianto menambahkan, festival ini juga menjadi wadah mempertemukan para penulis, pegiat literasi, sastrawan, tokoh budaya, dan berbagai komunitas. Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem literasi di daerah, sekaligus menjadi momentum kebangkitan budaya membaca.
“Kegiatan ini menjadi titik balik untuk memperkuat ekosistem literasi di daerah, dengan semangat literasi sebagai momentum kebangkitan budaya baca masyarakat KLU,” tutupnya. (gii/*)


