Distanbun NTB larang petani tanam tembakau

Kepala dinas pertanian dan perkebunan (distanbun) Provinsi NTB Taufiek Hidayat (foto kicknews.today/wn)

kicknews.today – Saat ini wilayah Provinsi NTB masih di landa hujan. Oleh sebab itu Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak menyarankan para petani menanam tembakau untuk mencegah kerugian akibat gagal panen mengingat anomali cuaca akibat kemarau basah. 

Kepala Distanbun Provinsi NTB Taufiek Hidayat menjelaskan, penanaman tembakau membutuhkan irigasi yang terukur dan teratur. Sementara saat ini di NTB sendiri tengah mengalami kondisi kemarau basah. 

Untuk itu, guna mengantisipasi terjadinya kerugian karena gagal panen, Distanbun tidak menyarankan petani untuk menanam tembakau.

”Kita sudah ingatkan, BMKG juga sudah mengingatkan, bahwa saat ini kita masuk kemarau basah, nah artinya apa, menanam tanaman yang butuh irigasi terukur dan teratur sehingga tidak di anjurkan untuk menanam tembakau dengan anomali cuaca seperti sekarang ini,” kata Taufiek. 

Menurut Taufiek saat ini banyak lahan tembakau milik petani setempat yang kini di laporkan rusak akibat terendam air hujan ditengah kemarau basah ini. 

Lebih lanjut Taufiek menjelaskan, petani sebenarnya masih bisa menanam tembakau hanya saja drainase nya harus bisa di atur, sehingga ketika hujan turun airnya tidak tergenang di tembakau yang di tanam, karena menanam tembakau sama halnya dengan menanam bawang yang tidak membutuhkan banyak air

”Tapi ini kan tidak di atur dan tanam tembakau di lahan yang sebelumnya untuk lahan baku sawah (LBS) untuk tanaman padi karena cuaca menuju ke kering dikira tidak ada genangan air,” ungkap Taufiek

Meski Sampai saat ini, Distanbun NTB belum menerima laporan terkait lahan tembakau petani yang rusak akibat terendam banjir. Namun pihaknya tetap melakukan pendataan jika ada lahan tembakau petani yang di laporkan mengalami kerusakan. 

Distanbun menjelaskan petani yang lahan tanamannya rusak bisa mendapatkan biaya ganti rugi. Dimana, biaya ganti rugi tersebut berupa asuransi yang sebelumnya telah diasuransikan sebelum melakukan penanaman.

Nantinya, asuransi ditanggung pemerintah sebesar 80 persen dan 20 persen ditanggung oleh petani tersebut. 

Menurutnya, saat ini luas tanaman tembakau di NTB mencapai 39 ribu hektare dan 90 persen-nya menggunakan LBS padi. Dengan kondisi cuaca seperti ini, pihaknya merekomendasikan kepada petani untuk lebih menanam padi, bukan tembakau. Begitu juga dengan tanaman bawang tidak direkomendasikan karena usianya pendek 3 bulan.

”Kalau tembakau tidak bisa ditunda karena dia butuh waktu 6 bulan. Tapi karena tanam tembakau maka LBS kita hilang itu sekitar 80 ribu hektare dari tembakau saja. Sedangkan jumlah produksi kita 49 ribu ton tembakau rajangan dan virginia,” terang Taufiek. (wii) 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI