kicknews.today – Dinas Perindustrian NTB mengadakan pembinaan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam program One Village One Product (OVOP) di Sentra Cokelat, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk cokelat lokal sehingga mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.
Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lombok Utara, Abdul Muchtar menyampaikan bahwa kegiatan ini didanai oleh anggaran SKD Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Dia menekankan pentingnya mengembangkan potensi daerah dengan menyediakan bahan baku, mengolahnya menjadi barang setengah jadi, dan kemudian menjadi barang jadi.
“Tugas kita adalah bagaimana mengembangkan potensi yang ada di daerah. Bagaimana petani cokelat ini mengembangkan usaha taninya dengan menjalin kerjasama dengan pihak luar sebagai mitra,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, yang diwakili oleh Kepala Bidang Kerjasama, Arifin, juga memberikan sambutan dalam acara tersebut. Ia menyatakan bahwa kegiatan pembinaan ini dilaksanakan secara lebih prioritas dan terfokus pada wilayah serta pasar tertentu sehingga hasil yang dicapai dapat terukur, akuntabel, efektif dan efisien.
“Lombok Utara sangat kaya dengan hasil alam seperti madu, durian, vanili, coklat, kopi, dan lainnya,” katanya.
Arifin menjelaskan bahwa OVOP merupakan metode pendekatan dalam pengembangan potensi di satu wilayah untuk menghasilkan produk kelas global yang unik dan khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Pembinaan OVOP ini dilaksanakan untuk mendukung pembangunan Usaha Ekonomi Kreatif lokal masyarakat yang potensial, mendorong kreativitas produksi, dan pengembangan usaha sebagai produk makanan khas Lombok NTB.
“Keberhasilan pada pengembangan sektor ini dapat berdampak pada SDM (Sumber Daya Manusia), membuka lapangan pekerjaan, serta dapat meningkatkan pendapatan IKM di NTB,” jelasnya.
Kriteria pengembangan OVOP harus mampu memberdayakan produk yang bersumber dari bahan lokal, unik, menjadi kebanggaan daerah dan memiliki nilai jual tinggi.
Sasaran akhir dari OVOP adalah membuat IKM di sentra semakin mandiri, SDM di sentra semakin profesional, institusi pendukung semakin kuat, motivasi, kreativitas dan inovasi semakin berkembang.
“Jumlah kreasi produk IKM yang unik dan khas dari daerah itu semakin banyak, IKM semakin sehat, kuat dan berkembang, lapangan pekerjaan di sektor IKM semakin banyak, kualitas hidup masyarakat semakin meningkat, kontribusi IKM terhadap PDB/PDRB semakin meningkat, dan pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Indonesia semakin meningkat,” ucapnya.
Dikatakan Arifin, narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Edi Suharyanto dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim).
“Beliau berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pengelolaan serta pengembangan produk cokelat,” jelasnya. “Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan para pelaku IKM di sentra cokelat Lombok Utara dapat meningkatkan kualitas produk mereka dan menjalin kerjasama yang lebih luas, serta mampu berinovasi untuk mengembangkan usaha yang lebih baik lagi,” tutupnya. (gii)