Dispar ungkap cara mudah bangun homestay di Lombok Timur

Sebanyak 50 orang pemilik homestay se-Lombok Timur dilatih dalam pengelolaan homestay dan pondok wisata, Kamis (18/7/2024).
Sebanyak 50 orang pemilik homestay se-Lombok Timur dilatih dalam pengelolaan homestay dan pondok wisata, Kamis (18/7/2024).

kicknews.today – Sebanyak 50 orang pemilik homestay se-Lombok Timur dilatih dalam pengelolaan homestay dan pondok wisata. Kegiatan itu dilakukan menyusul semakin banyaknya jumlah homestay yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur. Bahkan jumlahnya mencapai 300 homestay. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni 18-19 Juli 2024 di Erina Hotel Selong.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur, Widayat mengatakan, pihaknya tidak memasang target yang tinggi untuk keberadaan homestay di Lombok Timur. Dengan angka 40% dari jumlah desa dan kelurahan yang ada, menurutnya sudah cukup membantu penyediaan akomodasi di Lombok Timur.

“Dispar tidak memasang target. Di Lombok Timur ada 15 Kelurahan dan 239 Desa. Misalnya ambil 40% saja sekitar 80 desa, masing-masing desa punya 10 homestay. Ini cukup bagus untuk perkembangan pariwisata di daerah ini,” katanya pada Jum’at (19/7/2024).

Ia mendorong pihak lain untuk maju membuat homestay, pasal nya. Penginapan tersebut cukup penting bagi wisatawan lokal atau mancanegara, keberadaan homestay, kata dia, tidak memerlukan modal yang besar seperti hotel. Bahkan, memiliki homestay keuntungan langsung didapatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan wisata.

“Homestay itu bisa dimasuki oleh pemodal kecil dan yang diuntungkan adalah masyarakat, sedangkan hotel, yang diuntungkan adalah owner pemodal besar,” jelasnya.

Kendati demikian, usaha homestay bisa dimulai dengan kamar yang sudah ada dan tidak terpakai. Tinggal menambahkan fasilitas standar seperti tempat tidur dan kamar mandi. 

“Homestay itu bisa buat di rumah dengan pemiliknya dan kamarnya bisa disewakan kepada tamu atau turis. Hanya tinggal menambah fasilitas yang standar. Jadi tidak usah membangun yang baru atau bisa juga menggunakan rumah-rumah yang ditinggalkan oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri, maka bisa dimanfaatkan menjadi homestay,” imbuhnya.

Dengan adanya pelatihan pengelolaan homestay ini, Widayat berharap peserta yang merupakan pemilik homestay bisa meningkatkan kompetensi di bidang kepariwisataan yang dibutuhkan untuk usaha akomodasi.

 “Para pemilik Homestay atau Pondok Wisata bisa meningkatkan hospitalitynya, ramah tamah, kebersihan, keindahan, kenangan yang baik, semuanya bertujuan untuk memberikan kesan dan pelayanan terbaik pada tamu agar tamu merasa puas,” tutupnya. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI