kicknews.today – Dialog dan silaturahmi antara pemerintah dan puluhan warga yang tergabung dalam khilafatul muslimin di Kota Mataram berlangsung lancar dan penuh keakraban. Agenda yang dilaksanakan pada hari Rabu, 16 November 2022 itu berlangsung di aula gedung MUI Kota Mataram, komplek Islamic Center Mataram. Hadir pada agenda tersebut pengurus MUI Kota Mataram, perwakilan Kemenag dan Bakesbangpol Kota Mataram serta ketua dan puluhan anggota khilafatul muslimin yang menetap di Kota Mataram.
Mengawali dialog, pihak MUI mempertanyakan langsung tujuan dan pemahaman dari khilafatul muslimin. Sehingga dapat dilakukan pengkajian yang lebih komperhensif terhadap pola pemahaman dan tujuan khilafatul muslimin tersebut. Terutama tentang faham keagamaan dan penilaian mereka terhadap pemerintahan di negara ini.

Ketua dan anggota khilafatul muslimin yang hadir menjelaskan bahwa inti dari pemahaman jamaah khilafatul muslimin adalah melaksanakan perintah Allah SWT, dengan salah satu tujuannya adalah untuk menyatukan umat. Disebutkan dengan tegas juga bahwa jamaah khilafatul muslimin sangat membeci faham radikalisme.
Dijelaskan bahwa jamaah juga menjunjung tinggi harkat martabat manusia dan jamaah bertujuan untuk mengajak kepada ketaqwaan semua umat secara bersmaa-sama. Khilafatul muslimin memperkenalkan diri bukan sebagai bentuk organisasi namun lebih kepada bentuk jamaah.
Sementara perwakilan kementerian agama yang hadir pada forum tersebut sempat menyatakn kekhawatirannya tentang adanya penilaian miring terhadap keberadaan khilafatul muslimin ini. Ada sebagian pihak yang menilai bahwa faham yang dianut kelompok ini sudah menyerupai bentuk negara dalam negara. Sehingga menurutnya sangat penting bagi kelompok mana saja untuk berkomunikasi dengan baik dan tidak menutup diri, guna mencegah terjadinya polarisasi isu yang tidak diinginkan.
Sejalan dengan itu, perwakilan Bakesbangpol Kota yang hadir menitik beratkan agar semua pihak harus berkontribusi nyata dalam menjaga kemanan dan ketertiban di tengah masyarakat.
Diakhir acara sempat dilakukan dialog tanya-jawab dan ditutup dengan deklarasi menolak faham radikalisme dan intoleransi serta komitmen setia pada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).