Dermaga sementara Kayangan kembali beroperasi

Warga bersama Anggota DPRD KLU di Dermaga Selengan, Kayangan. (Foto. kicknews.today/Anggi)

kicknews.today – Dermaga sementara di Kayangan, Lombok Utara, Kabupaten Lombok Utara (KLU) kembali beroperasi setelah sempat ditutup akibat aksi protes sopir dump truck dan nelayan lokal. Kesepakatan dicapai melalui musyawarah antara pihak pelaksana proyek, sopir, dan warga, yang menuntut dilibatkan dalam pengangkutan material pemecah ombak untuk Gili Meno.

 

“Aspirasi para sopir dump truck dan warga telah menemui titik terang setelah dua kali pertemuan. Pihak pelaksana, sopir, dan warga sepakat untuk kembali memanfaatkan dermaga sementara ini,” kata Edi, penyalur material proyek.

 

Ia menjelaskan, protes yang terjadi murni akibat miskomunikasi. Menurutnya, pihak pelaksana sejak awal berkeinginan melibatkan warga lokal agar proyek strategis nasional ini membawa manfaat ekonomi.

 

“Protes itu hanya karena miskomunikasi saja, karena intinya mereka ingin dilibatkan. Saya sendiri mendukung dan sudah membuka kesempatan bagi para sopir untuk ikut bekerja,” ujarnya.

 

Anggota Komisi II DPRD Lombok Utara, Artadi, yang turut memfasilitasi pertemuan, menegaskan bahwa kesepakatan telah tercapai. Selain melibatkan sopir dump truck, pihak pelaksana juga berjanji memberikan kompensasi kepada nelayan serta mengembalikan kondisi pantai yang digunakan sebagai dermaga sementara setelah proyek rampung.

 

“Pelaksana proyek siap mengakomodir sopir dump truck, memberi kompensasi kepada nelayan, dan berkomitmen mengembalikan kondisi pantai seperti semula. Hal ini penting agar tidak menimbulkan masalah baru,” tegasnya.

 

Proyek pembangunan pemecah ombak di Gili Meno sendiri sangat mendesak mengingat tingginya abrasi yang mengancam pulau. Artadi menambahkan, meski baru satu unit pemecah ombak yang selesai, manfaatnya sudah dirasakan masyarakat.

 

“Kalau tidak dilanjutkan, konsekuensinya besar. Pemerintah pusat sudah memberikan bantuan yang bermanfaat, jadi kita harus mendukung penuh,” katanya.

 

Hal senada disampaikan Kepala Dusun Gili Meno, Masrun. Menurutnya, pembangunan pemecah ombak adalah upaya vital untuk menyelamatkan pulau.

 

“Masyarakat sudah merasakan manfaat meskipun baru satu unit selesai. Apapun alasannya, pembangunan ini harus terus dilanjutkan demi keberlangsungan pulau,” ujarnya. (gii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI