kicknews.today – DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengingatkan pemerintah daerah agar tidak setengah hati dalam menangani persoalan sampah yang kian mengkhawatirkan. Peringatan ini mencuat setelah data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat volume sampah di KLU telah mencapai 108,79 ton per hari.
Anggota Komisi II DPRD KLU, Artadi menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak bisa dianggap remeh. Dari jumlah tersebut, 60 persen merupakan sisa makanan rumah tangga, sementara plastik menyumbang 15 persen. Menurutnya, angka itu adalah potret nyata darurat sampah yang harus segera diatasi.

“Ini harus menjadi perhatian serius Pemda. Kita khawatir lima sampai sepuluh tahun ke depan, jumlah penduduk semakin bertambah, bangunan pertokoan makin banyak, dan sampah juga semakin menumpuk,” tegasnya, Senin (06/10/2025).
Politisi Gerindra itu mengingatkan bahwa ledakan sampah yang tidak tertangani berpotensi memicu bencana lingkungan. “Sampah bisa jadi sumber banjir dan musibah lain. Kalau tidak ditangani sekarang, dampaknya akan berat,” ujarnya.
Terkait rencana pemerintah daerah menghadirkan insinerator untuk mengolah sampah, Artadi menekankan agar langkah tersebut tidak hanya sebatas wacana. “Jangan sampai alat dibeli hanya untuk formalitas. Kalau memang ada insinerator, pastikan bermanfaat dan ada operator yang benar-benar bisa mengoperasikan,” katanya.
Selain itu, Artadi juga menyoroti lemahnya pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Dari 19 unit yang dibangun, enam di antaranya mati total dan 13 unit berjalan tidak maksimal.
“TPS3R ini sudah dibangun dengan anggaran besar, tapi banyak yang mati suri. Pemda harus cari tahu kenapa tidak maksimal. Jangan dibiarkan,” tutupnya. (gii)