kicknews.today – BMKG menginformasikan, sejumlah daerah di NTB alami Hari Tanpa Hujan (HTH) cukup panjang hingga akhir Agustus. Bahkan diantaranya ada yang alami kekeringan ekstrim.
Hal ini nampak curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Agustus 2021 berada pada kategori Rendah (0 – 50 mm/das). Curah Hujan tertinggi terjadi di wilayah Batu Layar, Lombok Barat dengan jumlah curah hujan sebesar 88 mm/dasarian.
Sifat hujan Bawah Normal (BN) terjadi di sebagian kecil wilayah Pulau Lombok bagian Selatan dan Timur, sebagian besar Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.
Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB dalam kategori yang bervariasi.
Secara umum kondisi di Pulau Lombok masuk dalam kategori Sangat Pendek (1 – 5 hari) dengan beberapa wilayah di bagian Selatan dan Timur dalam kategoti Pendek (6 – 10 hari) hingga Menengah (11 – 20 hari).
“Sedangkan di wilayah Pulau Sumbawa masuk dalam kategori Pendek (6 – 10 hari) hingga Sangat Panjang (31 – 60 hari),” kata Forecaster on duty BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Suci Agustiarini.
Beberapa wilayah dengan kategori Kekeringan Ekstrem berada pada Kabupaten Bima yaitu Wawo (84 hari), Soromandi (137 hari), serta di Kabupaten Sumbawa yaitu pada wilayah Lape (110 hari).
“Kondisi HTH terpanjang terpantau di Pos Hujan Soromandi, Kabupaten Bima yaitu sepanjang 137 hari,” sebutnya.
Sedangkan pada dasarian III Agustus 2021, diprakirakan peluang curah hujan kurang dari 20 mm/dasarian sebesar > 90% terjadi hampir di seluruh wilayah NTB.
Untuk peluang curah hujan lebih dari 20 mm/dasarian pada dasarian III Agustus 2021 terjadi di wilayah Lombok Timur, Sumbawa Barat, dan Sekotong sebesar 10 – 20%.
Disebut Suci, pada periode musim kemarau seperti saat ini masyarakat dihimbau agar lebih bijak menggunakan air bersih serta waspada akan potensi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan.
Namun demikian, masyarakat juga dihimabu tetap waspada dan berhati – hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem secara tiba-tiba yang bersifat lokal.
“Ketika akan memasuki puncak musim kemarau, suhu udara akan lebih dingin terutama pada malam hari dan angin yang bertiup lebih kencang,” ujarnya.
Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu dalam perencanaan kegiatan dan tetap selalu menjaga kesehatan di masa pandemi ini. (red)