kicknews.today – Cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Indonesia beberapa hari terakhir, wabilkhusus di Kabupaten Lombok Timur. Beberapa masyarakat bahkan merasakan panas ‘mendidih’ seperti adanya double matahari. Seorang warga Suralaga, Rina menyebut kondisi panas saat ini tidak seperti kondisi pada pekan sebelumnya.
”Bahkan jam 8 pagi saja seperti jam 12 siang, panasnya seperti matahari ada dua. Menggunakan kipas angin untuk meredakan panas saja tidak cukup. Kipas membuat dingin tapi tidak menghilangkan suhu panas, itu yang saya rasakan dan beberapa warga juga merasakan hal yang sama,” katanya pada Kamis (16/10/2025).

Sementara Kepala Stasiun Klimatologi NTB, Nuga Putrantijo menyebut kondisi cuaca panas ekstrem ini biasa terjadi di masa peralihan musim yang berkisar pada pertengahan Oktober sampai awal November 2025.
Ia menyebut, setidaknya ada 3 hal yang menyebabkan suhu lebih panas seperti, posisi semu matahari optimum, dimana posisi matahari saat ini berada sedikit di selatan khatulistiwa. Sehingga wilayah tengah dan selatan Indonesia mendapatkan intensitas sinar yang optimum dan angin dari benua Australia yang membawa massa udara kering yang menyebabkan menambah suhu terasa lebih panas, serta minimnya tutupan awan yang menyebabkan radiasi matahari langsung diterima permukaan bumi.
”Kami memberikan tips agar kita terhindar dari terik matahari, tetap jaga kesehatan dan minum cukup air, hindari kegiatan di luar ruangan yang terlalu sering dan lama, sehingga tubuh terhindar dari paparan langsung sinar matahari. Selalu memantau informasi dari BMKG, terkait cuaca terkini dan peringatan dini,” katanya.
Sehubungan saat ini sedang terjadi peralihan musim, diharapkan waspada terhadap perubahan cuaca yang tiba-tiba seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang. (cit)