Cerita warga Duduk Atas Lombok Barat, bertahan hidup dari air hujan

kicknews.today – Ratusan warga di Dusun Duduk Atas Desa Batu Layar Barat Kecamatan Batu Layar Lombok Barat masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih. Selama bertahun-tahun mereka hanya bertahan hidup dari air hujan.

Ketika musim hujan menjadi berkah bagi warga di wilayah perbukitan Lombok Barat itu. Setiap hari mereka menjadikan air hujan sebagai sumber kehidupan, karena sulitnya mendapatkan air bersih.

Seorang ibu rumah tangga, Muanah 43 tahun warga Dusun Duduk Atas mengaku sudah terbiasa hidup dengan keterbatasan air bersih. Ia bersama 4 anaknya hanya bisa memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan minum, masak, cuci dan mandi.

“Kita buat bal penampungan untuk menampung air hujan. Kalau minum kita masak dulu airnya,” katanya, Sabtu (6/5).

Bak penampung itu hanya mampu memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Jika menjelang perubahan musim, mereka harus lebih hemat menggunakan air.

“Kita harus pintar-pintar mengirit air, biar bisa dipakai lebih lama,” akunya.

Namun ia merasa khawatir jika sudah musim kemarau. Seperti tahun sebelumnya ia dan beberapa warga lain terpaksa harus harus membeli air di sumur milik warga yang berjarak 5 kilometer meter dari kampung.

“Kita beli di bawah (tempat sumur bor warga) di Desa Batu Layar, jaraknya 5 kilometer dari sini. Terpaksa kita harus jalan melewati 3 bukit biar lebih cepat,” katanya.

Diakuinya, 1 jerigen besar itu dihargai Rp10 ribu rupiah, sedangkan untuk jerigen sedang dihargai Rp5 ribu. Muanah terpaksa membeli air, untuk memenuhi kebutuhan selama musim kemarau.

Sementara, Kepala Dusun Duduk Atas, H. Sahri mengaku warganya hidup kekurangan air bersih sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Bantuan pembangunan sumur bor di kawasan itu tak kunjung terealisasi. Sementara warganya sangat membutuhkan air untuk kelangsungan hidup mereka.

“Sangat memperihatinkan kondisi kita di sini, apalagi saat musim kemarau pasti warga harus mengeluarkan uang  untuk membeli air di kampung sebelah,” jelas Sahri.

Diakuinya, pernah ada bantuan sumur bor dari pemerintah Provinsi NTB, namun terbengkalai sejak tahun 2016 lalu. Lantaran tidak didukung dengan instalasi listrik yang memadai.

“2016 itu gak ada listrik di sini, jadi terbengkalai sampai sekarang. Kemarin-kemarin ini ada datang tinjau, tapi sekadar cek saja,” katanya.

Dia mengaku, untuk bisa mendapatkan air bersih di kawasan itu harus  melakukan penggalian sedalam 125 meter. Ia pun berharap pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang hidup di Dusun Duduk Atas, untuk bisa mendapatkan air bersih yang layak.

“Air bersih satu-satunya harapan kami saat ini. Berat rasanya menikmati kopi yang dihidangkan warga saat kami bertamu ke rumahnya, apalagi untuk minum,” katanya. (ys)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI