kicknews.today – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus berinovasi dalam memerangi penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Bila sebelumnya metode fogging atau pengasapan menjadi senjata utama, kini Dikes KLU beralih ke strategi yang dinilai lebih efektif dan berkelanjutan seperti Indoor Residual Spraying (IRS) dan abatisasi genangan air.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dikes KLU, Nyoman Sudiarta mengungkapkan bahwa metode fogging sudah mulai ditinggalkan karena efektivitasnya yang rendah.

“Sekarang ada teori baru bahwa mengendalikan demam berdarah dengan pengasapan itu kurang efektif karena daya bunuhnya hanya dua jam. Nyamuk lain bisa datang lagi setelahnya dan tetap menularkan virus,” jelasnya, Selasa (24/06/2025).
Sebagai alternatif, Dikes KLU kini mengandalkan IRS, yaitu metode penyemprotan insektisida pada dinding-dinding rumah yang efeknya dapat bertahan hingga enam bulan.
“Dengan IRS, dinding rumah disemprot dan residunya tetap ada. Nyamuk yang hinggap langsung mati. Ini jauh lebih efektif dibanding fogging,” katanya.
Hasilnya sangat terlihat. Dalam beberapa minggu terakhir, kasus DBD di KLU tercatat nol. Sebuah penurunan drastis dibandingkan tahun lalu yang mencapai 102 kasus. Hal ini menunjukkan keberhasilan dari strategi IRS dan abatisasi massal, yakni pemberian larvasida abate pada genangan air untuk memutus siklus hidup nyamuk.
Menariknya, menghadapi musim kemarau, Dikes KLU juga mengubah pendekatan dari prinsip 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) menjadi metode baru yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
“Justru sekarang kita minta tiap rumah memiliki satu genangan air yang diberi abate. Dalam satu bulan, nyamuk dewasa mati, telur tidak menetas, dan populasi nyamuk menurun signifikan,” ungkap Nyoman.
Inovasi ini menunjukkan komitmen Dinas Kesehatan KLU dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan aman dari ancaman DBD. Dengan pendekatan ilmiah dan berbasis hasil, KLU menunjukkan bahwa penanganan penyakit menular bisa dilakukan strategi cerdas dan kolaboratif. (gii-bii)