kicknews.today – Badan riset dan inovasi nasional (BRIN) menawarkan tiga riset untuk dikerjasamakan dengan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan memanfaatkan potensi unggulan daerah yang dimiliki.
Tiga riset itu terkait dengan air bawah tanah, radiasi nyamuk demam berdarah dengue (DBD), dan sinargama (pengawetan buah-buahan) di NTB. Selain itu, BRIN juga fokus pada riset pemanfaatan biota laut untuk industri pangan, kosmetik, biomaterial, dan bioenergi di Lombok.

Dalam hal ini, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB Putu Gede Aryadi mengatakan Pemprov NTB telah menekan moratorium of understanding (MoU) dengan Brin terkait penyusunan rencana induk kerja dan peta jalan kemajuan Iptek di NTB.
”Jadi ada beberapa kerjasama lanjutan dengan BRIN. Ke depan ada perjanjian kerjasama teknis. Dan ada 3 hasil riset BRIN ntuk ditindaklanjuti di NTB,” ujar Gede usai pertemuannya dengan gubernur NTB.
Dari hasil pertemuan tersebut, Putu Gede memaparkan harapan gubernur Lalu Muhamad Iqbal, yaitu riset-riset yang dilakukan di Brida NTB harus bisa menyelesaikan berbagai persoalan di daerah dan Seluruh riset yang dihasilkan harus bersifat terapan.
”Selain dengan BRIN, Pak Gubernur minta kami kerja sama dengan berbagai kampus di daerah dan luar daerah,” ujarnya.
Terkait riset beras analog yang pernah diusulkan Brida, Gede menyebutkan masih terus dijajaki dengan pihak lain. Diantaranya dengan Fakultas Pertanian Universitas Mataram dan perguruan tinggi lain.
Dimana saat ini hasil penelitian beras analog baru ada di Universitas Muhammadiyah Malang menggunakan umbi-umbian.
”Dia yang punya hak paten. Mungkin nanti kami akan riset beras analog dari jagung. Apakah bisa kami hasilkan. Ini juga bisa menjadi pakan juga,” katanya.
Sementara itu Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah BRIN Dr Sri Nuryanti mengaku siap bekerja sama dengan Pemkab NTB untuk pemanfaatan potensi daerah.
”Kami koordinasi dengan pendampingan Brida optimal melaksanakan tugasnya seusai Perpres Nomor 78 Tahun 2021,” ujarnya.
Nuryanti mengatakan tiga riset yang dikerjasamakan dengan Pemkab NTB itu sebagai bagian dari solusi menyelesaikan masalah.
”NTB termasuk cukup luar biasa dan vioner terbentuknya BRIDA yang kedua setelah Bali,” jelasnnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan agar bagaimana BRIDA kedepan lebih maksimal dalam tugas dan fungsinya sebagai penyedia rekomendasi kebijakan berbasis riset (wii)