kicknews.today – Kekeringan di wilayah Kabupaten Bima meluas. Dari sebelumnya hanya 7 desa, kini tersebar di 39 desa. Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima menyebutkan kondisi kekeringan saat ini paling parah dibanding tahun sebelumnya.
“Kekeringan tahun ini paling parah dari sebelumnya,” terang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, Kamis (23/10/2024).
Dia mengatakan, puluhan desa terdampak tersebut tersebar di 11 kecamatan dari total 18 kecamatan di Kabupaten Bima. Kekeringan terparah terjadi di Kecamatan Palibelo dengan 10 desa terdampak. Kemudian Kecamatan Woha sebanyak 8 desa.
“Jumlah kepala keluarga (KK) terdampak kekeringan sebanyak 5.232 atau 21.601 jiwa,” jelas Nurul Huda.
Menurut Nurul Huda, krisis air bersih ini dikhawatirkan akan terus meluas. Bahkan ada desa baru ikut terdampak karena sumber mata air berkurang, yakni Desa Monta Baru Kecamatan Lambu.
“Padahal desa ini sebelumnya tak pernah terjadi krisis air bersih,” ungkapnya.
Nurul Huda mengatakan, BPBD hingga kini masih terus mendistribusikan air bersih ke wilayah yang terdampak. Sehari bisa mencapai enam hingga tujuh mobil tangki.
“Kami juga dibantu stakeholders seperti Polres Bima, PT. Bank NTB, BBWS NT 1, PMI, Baznas, Lembaga Assunah, MDMC, Lazismu dan Rumah Zakat menyalurkan air bersih ke masyarakat,” katanya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bima, Isyra mengungkapkan, kekeringan di Kabupaten Bima hampir terjadi setiap tahun selama satu dekade terakhir. Kondisi ini disebabkan kerusakan hutan atau aktivitas perambahan untuk perluasan area pertanian.
“Kekeringan sudah menjadi bencana tahunan di Kabupaten Bima, kami masih terus menyalurkan air bersih untuk kebutuhan masyarakat terdampak,” jelasnya. (jr)