kicknews.today – Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati terhadap upaya penipuan yang mengatasnamakan Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Nusa Tenggara Barat (TP PKK NTB), Ir. Hj. Lale Prayatni. Dilaporkan muncul nomor WhatsApp Palsu atas namakan Pj Ketua PKK NTB dengan nama akun ‘Lale Prayatni L.G Ariadi’.
Pj PKK NTB, Ir. Hj. Lale Prayatni memberikan klarifikasi terkait akun palsu tersebut. Istri Pj Gubernur NTB yang akrab dipanggil Bunda Lale ini mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dan segera melaporkan jika menerima pesan mencurigakan dari nomor WhatsApp palsu yang atasnamakan dirinya.
“Jika anda menerima pesan yang mencurigakan dari nomor WhatsApp palsu tersebut, segera lakukan cek terlebih dahulu, bijak merespon dan jika sudah meresahkan serta mengarah pada penipuan agar dilaporkan kepada pihak berwenang. Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau melakukan transaksi keuangan apapun, karena itu jelas-jelas akun palsu,” jelasnya, Selasa (04/06).
Menanggapi laporan yang diterima terkait akun WhatsApp palsu tersebut, Doktor Najam Kadis Kominfotik NTB setelah melakukan pengecekan ternyata akun Pj Ketua TP PKK bukan dihack. Akun WA beliau aktif seperti biasa. Namun yang ditemukan adalah akun WhatsApp palsu yang atas namakan Bunda Lale.
“Kami sudah cek, akunnya palsu terlihat jelas dari nama dan nomor handphone dari akun tersebut,” katanya.
Menurut Najam, setiap orang harus berhati-hati karena platform komunikasi digital seperti WhatsApp juga rentan dipalsukan. Cukup beli nomor baru, buat nama mirip atau bahkan sama dengan akun asli dan diaktifkan akun WhatsApp-nya maka seolah menjadi akun asli yang dimiliki seseorang.
“Tips sederhana adalah bisa melakukan penelusuran chat, apabila mengarah pada permintaan data pribadi dan mengarah pada penipuan berupa bantuan hibah, donasi, pinjol dan investasi bodong, harus dicurigai sebagai akun bodong atau palsu. Harus bijak dan sehat juga dalam komunikasi via WA ini,” ujar Doktor Najam.
Kasus penipuan melalui platform media sosial sering terjadi. Marak juga atas namakan pejabat, tokoh-tokoh dan publik figur. Dibutuhkan kesadaran, bijak dan perilaku sehat dalam bermedsos. Pilar digital seperti cakap digital, etika digital, keamanan digital dan budaya digital terus diliterasikan agar tercipta masyarakat digital yang lebih baik. (jr)